Sabtu, 29 Oktober 2016

MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA DALAM MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK

KEPRAMUKAAN
MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA DALAM MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK
Dosen Pembimbing: Drs. DBKN Semara Putra, M.Pd, M.For
Oleh:
                        1. Ni Putu Ayu Tina Ariyani                           1411031443/26
                        2. Kadek Kusumayanti                                   1411031444/27
                        3. I.A. Manik Loka Andari                             1411031445/28
                        4. Ni Putu Febriana Astuti                              1411031450/29                                  
5. Ni Komang Rendra Nova Jayanti               1411031459/30

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugrahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kepramukaan ini tepat pada waktunya. Makalah kepramukaan ini di buat secara sistematis sehingga dapat membantu mahasiswa untuk belajar mandiri yang mencakup pengembangan. Harapan kami semoga makalah ini mampu membantu mahasiswa dalam pencapaian tujuan pendidikan, serta mahasiswa lebih aktif dalam tugas individu, diskusi kelompok dan tugas kurikulum.
 Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan banyak terima kasih, kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini.
                                                           
                                                                                                            Penyusun



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL           
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………………...3
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Memahami Perkembangan Jiwa dan Kebutuhan Peserta Didik……………………………4
2.2 Kegiatan Menarik Dan Menantang Yang Mengandung Pendidikan………………............6
2.3 Pembina Pramuka Mampu Menciptakan Kegiatan Menarik dan Menantang……..............10
 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...16   
3.2 Saran-Saran………………………………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
                              
Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
Pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah proses pendidikan sepanjang hayat yang berkesinambungan dengan sasaran menjadikan manusia bertaqwa, berbudi pekerti luhur, mandiri, memiliki kepedulian tinggi terhadap nusa bangsa, masyarakat dan lingkungannya, alam seisinya, bertanggung jawab serta berpegang taguh pada nilai dan norma masyarakat.
Dalam kepramukaan, pada hakikatnya peserta didik tidak hanya diperankan sebagai obyek pendidikan, tetapi justru lebih banyak diperankan sebagai subyek dengan demikian dalam kepramukaan sebenarnya peserta didik sendirilah yang berperan aktif dalam proses kegiatan sehingga dapat dikatakan yang menjadi "pendidik' dalam kepramukaan adalah peserta didik sendiri.   Pada suatu kegiatan Pembina Pramuka  berperan sebagai pembimbing, pendamping dan fasilitator yang dengan rajinnya memberikan motivasi dan memberikan rangsangan atas munculnya konsep kegiatan, yang dilengkapi dengan metode apa yang paling tepat untuk melaksanakan kegiatan tersebut, sedang dalam proses pelaksanaan kegiatan  tersebut sepenuhnya peserta didik sendiri yang berperanaktif.
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pegerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Hasil kongres ini yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lag isatu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab.

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana
Untuk dapat melibatkan langsung peserta didik secara penuh dalam kegiatan hingga mereka dapat memerankan diri bagai subyek pendidikan, Pembina Pramuka hendaknya melibatkan langsung peserta didik dalam menciptakan kegiatan tersebut, karena kegiatan yang menarik bagi peserta didik/kaum muda adalah kegiatan yang sesuai dengan aspirasi peserta didik/kaum muda sendiri, tentang menantang  atau  tidaknya suatu kegiatan itu pun mereka tetukan sendiri,  bukan oleh Pembina.
Memahami peserta didik, merupakan sikap Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka dan Pemimpin Kwartir yang harus dimiliki dan dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi/tuntutan peserta didik dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program pesertadidik (PRODIK), maka kegiatan kepramukaan akan dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka, sehingga kegiatan kepramukaan yang disajikan menjadi kegiatan yang menarik dan menyenangkan.
Beberapa dasar pertimbangan perlunya “memahami peserta didik” sebagai berikut.
1. Dasar pertimbangan psikologis bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
2. Dasar pertimbangan sosiologi bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang masalah diatas, yaitu sebagai berikut.
1. Mengapa seorang Pembina Pramuka wajib memahami perkembangan jiwa dan kebutuhan peserta didik?
2. Apa saja jenis kegiatan menarik dan menantang yang mengandung pendidikan dalam pembinaan pramuka?
3. Bagaimana cara Pembina Pramuka menciptakan kegiatan menarik dan menantang yang mengandung pendidikan dalam pembinaan pramuka?

1.3. Tujuan Masalah
            Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah iniadalah sebagai berikut.
1. Untuk memahami perkembangan jiwa dan kebutuhan peserta didik
2. Untuk mengetahui apa saja kegiatan menarik dan menantang yang mengandung pendidikan dalam pembinaan pramuka
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menciptakan kegiatan menarik dan menantang yang mengandung pendidikan dalam pembinaan pramuka.
1.4. Manfaat Penulisan
            Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
            Sebagai landasan untuk mengetahui mengapa para pembina harus mengetahui kebutuhan peserta didik, dan penyusunan kegiatan peserta didik
2. Bagi Pendidik
Sebagai landasan dalam penyusunan program kegiatan peserta didik (PRODIK)
3. Bagi Masyarakat
            Sebagai landasan untuk membantu para peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakat dimiliki para peserta didik.
4. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai pedoman untuk dalam proses kegiatan belajar dan mengajar







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Memahami Perkembangan Jiwa dan Kebutuhan Peserta Didik
            Para peserta didik memiliki beberapa kebutuhan di dalam proses mengembangkan dirinya sendiri, dan tentunya kebutuhan peserta didik harus diketahui oleh para pendidik harus diketahui oleh para pendidik dan harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, kebutuhan peserta didik diantaranya yaitu sebagai berikut :
            1. Adanya tempat dan kesempatan yang menyenangkan serta memperoleh kegiatan yang menyenangkan, artinya tempat yang sesuai dengan keinginan peserta didik dan mengelola kesempatan yang menyenangkan adalah strategi agar memperoleh kegiatan yang menyenangkan.
            2. Dorongan naluri peserta didik untuk memperoleh kebebasan berfikir, berpendapat, dan berprestasi artinya dalam hal ini systemdemokrasi sangat dimunculkan. Bebas berpendapat, berfikir, dan berprestasi dapat memberikan dorongan semangat kepada para peserta didik untuk berkreasi.
            3. Hak asasi untuk memperoleh pembinaan, bimbingan dan kasih sayang dari pembina, orang dewasa, orang tua dan masyarakat artinya para peserta didik memiliki hak untuk memperoleh pembinaan untuk kelancaran kegiatan yang dilakukan dan pembina orang tua, orang dewasa, atau masyarakat yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut.
            4. Pengembangan bakat, artinya bakat sudah dimiliki manusia sejak dia lahir. Maka bakat itu harus dikembangkan agar bakat tersebut dapat berguna untuk masa depannya.
            5. Pengembangan minat, artinya kita harus mengetahui minat peserta didik dan menjadikannya sebagai landasan untuk merencanakan suatu kegiatan yang sesuai dengan minat tersebut.
            6. Peningkatan kemampuan dan kecakapan, artinya kemampuan dan kecakapan yang dimiliki oleh peserta didik harus dikembangkan karena, hal ini sangat berguna untuk masa depan mereka.
            7. Pencapaian cita-cita, artinya cita-cita para peserta harus dapat tercapai, tentunya dalam hal ini harus ada usaha yang dilakukan oleh peserta didik agar tercapainya tujuan mereka dan para pembina membimbing mereka dalam pencapaian cita-cita tersebut
            8. Peningkatan daya cipta (kreativitas), artinya suatu kreativitas sangat diperluakan, karena untuk memberikan sesuatu yang baru dan mampu menarik minat para peserta didik dalam mengikuti suatu kegiatan.
            9. Daya pembaharuan (inovasi) artinya sesuatu yang monoton atau berulang-ulang dapat membuat minat para peserta didik berkurang. Mereka membutuhkan suatu yang baru agar tercapainya semua tujuan.
A.  Tugas-tugas Pengembangan
Dalam suatu kegiatan para pembina memiliki tugas untuk mengembangkan prilaku para peserta sesuai dengan jenjang usia mereka. Kegiatan harus disesuaikan dengan perkembangan fisik dan psikis mereka, baik itu dilihat dari kekuatan fisik mereka untuk menerima kegiatan tersebut maupun dilihat dari cara berfikir mereka untuk memahami setiap kegiatan yang dilaksanakan.
1. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka Siaga, belajar yaitu sebagai berikut.
a.    Membentuk sikap hidup sehat (mengenai dirinya sendiri).
b.   Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
c.    Belajar peranan jenis.
d.   Membentuk keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
e.    Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari.
f.    Membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai social.
g.   Memperoleh kebebasan pribadi.
h.   Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok social dan institusi.
2. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka Penggalang, adalah sebagai berikut.
a.    Befikir kritis.
b.   Mudah terjadi identifikasi yang sangat emosional.
c.    Dorongan kuat untuk bertualang.
d.   Pengaruh kelompok sebaya sangat besar.
e.    Memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah.
f.    Memerlukan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan dalam bergaul.
g.   Menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku mengganggu orang lain.
h.   Permainan kelompok, tim.
3. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka Penegak dan Pendega, adalah sebagai berikut.
a. Memperoleh kebebasan emosional
            b. Proses melepas diri dari ketergantungan secara emosional.
      c. Kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga lebih stabil dan terkendali.
      d. Mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.
     e.  Mampu begaul
Mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan social, baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya sesuai dengan norma social yang ada.
     f.  Menemukan model untuk identifikasi
Model atau tokoh identifikasi merupakan factor penting, karena dia merupakan model yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap.
     g. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri.
h. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
C. Usaha-usaha untuk Memenuhi Kebutuhan Peserta Didik
Pembina Pramuka harus berusaha menyajikan kegiatan yang dapat menarik minat peserta didik atau pemuda yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan mereka. Untuk keperluan ini, maka para Pembina Pramuka perlu menyusun program kerja peserta didik (PRODIK).

2.2. Kegiatan Menarik Dan Menantang Yang Mengandung Pendidikan
  Kegiatan Kreatif Rekreatif ialah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang dapat mengembangkan daya imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan mengekspresikan ide – idenya dalam suatu karya baru yang unik.   Jenis dan macam kegiatan kreatif bagi peserta didik sejalan dan seirama dengan tingkat perkembangan peserta didik ( S,G,T,D ). Kegiatan – kegiatan Kreatif Rekreatif digali, diciptakan, dan dikembangkan oleh Dewan Satuan Pramuka atas bimbingan Pembina mereka.
Kegiatan Kreatif Rekreatif serta kegiatan – kegiatan pramuka lainnya hendaknya selalu diberi muatan : modern, bermanfaat, adanya ketaatan pada kode kerhormatan pramuka, dengan pengertian sebagai berikut :
1. Modern
Modern dapat diartikan : hal – hal yang belum ada sebelumnya, hal – hal yang sedang digemari oleh khalayak ramai pada saat itu, hal – hal yang saat ini sedang “ngetren” menurut pandangan peserta didik.
2. Bermanfaat
Bermanfaat dapat diartikan : berguna dalam kehidupan, bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan – keinginan – kemauan peserta didik, dapat memenuhi kebutuhan tugas perkembangan jiwa peserta didik.
3. Taat pada kode kehormatan pramuka
Merupakan hal yang akan selalu dikondisikan oleh Pembina pramuka, bahwa kegiatan macam apapun akan disajikan sebagai media untuk mendidikan kode kehormatan pramuka  (Satya dan Darma Pramuka ), selanjutnya akan diamalkan dalam kehidupan mereka sehari – hari.
a. Kegiatan Kreatif Rekreatif merupakan suatu menarik dan menyenangkan, sehingga pada situasi macam itu para Pembina akan dengan mudah dapat mendidikan dan menanamkan kode kehormatan pramuka dengan sasaran terjadinya proses peningkatan ketahanan mental, moral, spiritual, ketahanan fisik, ketahanan intelektual, ketahanan emosional, dan ketahanan social peserta didik.
b. Kegiatan Kreartif Rekreatif yang dilakukan pada setiap kegiatan akan memicu meningkatnya kreatif peserta didik dalam menghadapi segala tantangan dan peluang yang timbul dalam kehidupannya.
c. Kreativitas adalah ekspresi diri / tanggapan alami anak terhadap lingkunganya dan merupakan salah satu cara berinteraksi dengan dunia sekitarnya.
d. Manfaat kreativitas :
  1. Kreativitas dapat membangun harga diri
  2. Kreativitas dapat menguatkan kesadaran diri
  3. Kreativitas membangun rasa memiliki integritas diri ( mencerminkan nilai, keyakinan dan perasaan ) dalam mengembangkan bakat dan ketrampilannya.
  4. Melalui kreativitas anak belajar menilai dirinya.
a. Cara menciptakan Kegiatan Kreatif Rekreatif
            Kegiatan Kreatif Rekreatif diciptakan dengan jalan mendayagunakan forum peserta didik ( Musyawarah Barung Siaga, Perindukan Siaga, Regu Penggalang, Pasukan Penggalang, Sangga Penegak, Ambalan Penegak dan Racana Penegak ) dengan tujuan untuk :
1. menghimpun kebutuhan dan aspirasi mereka
2. mengelompokkan / mengklasifikasikan kebutuhan dan aspirasi yang senada / sama
3. merakit beberapa kebutuhan tersebut di atas untuk dijadikan beberapa kegiatan/permainan kreatif rekreatif, dengan memperhatikan :
a. Lingkungan sebagai sumber kegiatan
b. Dapat sebagai media untuk mengekspresikan perasaan dan imajinasi
c. Memiliki unsure manfaat
d. Merupakan kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang
e. Sesuai dengan perkembangan peserta didik
4. menyiapkan peralatan dan perlengkapan kegiatan
5. kegiatan kreatif rekreatif hendaknya tidak hanya merupakan media pengekspresian kebutuhan individualitas peserta didik saja, tetapi hendaknya juga memperhatikan dan mengikuti norma/tata nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat.
6. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan skala prioritas serta kesesuaian dengan situasi kondisi saat itu.
b. Pelaksanaan Kegiatan Kreatif Rekreatif
Agar kegiatan kreatif rekreatif dengan baik dan lancar serta mengandung nilai-nilai pendidikan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Pembina Pramuka memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan kreatif rekreatif serta memberikan dukungan fasilitas yang diperlukan.
  2. Pembina ikut terlibat langsung dalam kegiatan/”game” kreatif rekreatif sebagai peserta.
  3. Adanya suasana kegembiraan, menyenangkan, dan mengasikkan dalam pelaksanannya.
  4. Dalam pelaksanaan kegiatan kreatif rekreatif hendaknya terjaga keamanannya (“safety”)
  5. Pembina mengadakan bimbingan dan pengendalian kegiatan serta selingan-selingan aktifitas
Pada akhir kegiatan kreatif rekreatif, Pembina hendaknya mengadakan “dedriefing” (Tanya jawab/wawancara) dengan cara peserta didik tentang apa yang mereka temukan dari kegiatan kreatif rekreatif yang baru saja mereka lakukan, dengan pokok-pokok pertanyaan tentang :
1.      memberikan penghargaan atas terlaksananya kegiatan kreatif rekreatif yang menggembirakan, menyenangkan, dan berjalan dengan baik serta lancar sebagaimana yang diharapkan.
2.      adanya pengaruh terhadap ketahanan : mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional dan social.
3.      kemungkinan adanya keterhubungan antara kegiatan kreatif rekreatif tersebut dengan : ketaqwaan kepada Tuhan, kepedulian kepada bangsa dan Negara, masyarakat, lingkungan, alam sekitarnya, kepedulian pada diri mereka sendiri, serta ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.
4.      memberikan motivasi agar kegiatan kreatif rekreatif yang akan dilaksanakan mendatang dapat disiapkan sebaik – baiknya

2.3. Pembina Pramuka Mampu Menciptakan Kegiatan Menarik dan Menantang
Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan lewat kepramukaan untuk mencapai tujuannya, ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat teratur, terarah, praktis dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik melalui pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah dengan bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan dan terarah yang pada tujuan akhirnya yaitu pembentukan watak peserta didik itu sendiri. Dalam Gerakan Pramuka.
Permainan dalam Pramuka Siaga disajikan sesuai dengan usia siaga yaitu antara 7 – 10 tahun. Dimana tipe permainan yang sederhana dan tidak sampai menyulitkan peserta siaga. Pembina membuat permainan sesuai dengan materi tentunya Pembina harus menguasai SKU Siaga baik itu Siaga Mula, Siaga Bantu maupun Siaga Tata. Peningkatan motivasi Peserta Siaga akan selalu ada jika Pembina menyajikan tekhnik permainan yang disukai oleh peserta Siaga.
Menurut Masitoh dkk (2005) “Bermain adalah suatu wahana yang penting bagi perkembangan sosial, emosi, dan perkembangan kognitif, serta merupakan refleksi dari perkembangan anak. Bermain merupakan wahana yang sangat penting bagi anak untuk mempraktikan keterampilan baru dan berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangannya.” Perkembangan dan pertumbuhan merupakan suatu proses dalam kehidupan manuusia yang berlangsung secara terus menerus sejak lahir sampai akhir hayat. Biasanya anak akan tumbuh dan berkembang melalui bermain. Oleh karena itu dengan membiarkan anak bermain, anak akan cepat berkembang dibanding dengan anak yang tidak diberi kebebasan untuk bermain.
Ditinjau dari psikologi perkembangan, perkembangan anak antara usia tiga sampai enam tahun merupakan the golden age. Pada masa tersebut anak sudah memiliki keterampilan dan kemampuan unutk bermain. Jadi bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan juga dapat meningkatkan kecerdasan anak sehingga menjadi sarana pendidikan bagi anak, tanpa mempertimbangkan dan memikirkan hasil akhir yang akan dicapai.
Berdasarkan berbagai uraian di atas, bermain pada dasarnya adalah aktivitas yang sangat menyenangkan dan mengasyikan bagi anak-anak tanpa harus ada paksaan sehingga dapat dinikmati dan membantu anak dalam mencapai perkembangan dan pertumbuhan, baik secara fisik, psikologis, intelektual, sosial, moral, dan emosional anak. Bermain adalah aktivitas pengasah kreativitas sekaligus sarana untuk mengembangkan berbagai dimensi perkembangan pada anak.
Bermain harus dilakukan berdasarkan keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, sehingga anak akan bermain tanpa ada rasa takut untuk melakukan aktivitas bermain apapun dan melakukan aktivitas-aktivitas bermain yang berbeda-beda setiap  saat dan berganti-ganti secara flexibel. Karakteristik bermain anak akan menentukan perkembangan anak di masa yang akan datang.
Dalam memberikan permainan pembina harus mempunyai batasan dengan tidak mengabaikan kebebasan pada anak untuk bermain. Dan menggabungkan jenis permainan dengan materi yang diberikan. Seperti yang dikemukakan (Pusdiklat, 2010:77) bahwa permainan dalam kepramukaan bukan seperti permainan biasa, tetapi permainan yang selalu mengikuti aturan permainan (ruleof the games), dan permainan yang bermakna dalam pembentukan karakter peserta didik.
Bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan sekaligus memiliki unsur pendidikan bagi anak. Sejalan dengan definisi sederhana ini, bermain memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
1.      Motivasional. Bermain dilakukan atas motivasi intrinsik dari seorang anak atau berdasarkan keinginan sendiri serta untuk kepentingan sendiri.
2.      Emosional. Bermain adalah kegiatan yang melibatkan emosi-emosi posiif pada diri seorang anak. Hal ini tercermin seperti ketika meluncur dari tempat tinggi secara berulang-ulang tanpa rasa takut.
3.      Fleksibilitas. Kegiatan bermain biasanya ditandai dengan mudahnya melakukan permainan yang berbeda-beda atau beralih dari satu permainan ke permainan dengan menyenangkan.
4.      Enjoyable. Aktivitas bermain lebih mengutamakan proses bermain, tanpa memperhatikan hasil akhir dari bermain. Anak bermain dengan tanpa harus memperhatikan prestasi apa yang akan didapat apabila ia dapat melakukan hal tersebut. Mereka cenderung terpusat pada proses bermain, seperti anak dapat memasang gambar sesuai dengan bentuknya.
5.      Terbuka. Anak bebas memmilih permainan atas kehendaknya tanpa ada yang menyuruh atau memaksa. Ketika seorang anak menyusun balok akan disebut bermain seandainya aktivitas tersebut atas kehendak sendiri tanpa ada yang menyuruh atau memaksa.
6.      Imajinatif. Bermain mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Seorang anak yang mempunyai daya imajinasi tinggi akan memungkinkan anak bereksperimen pada hal-hal yang baru. Biasanya realitas internal lebih diutamakan daripada realitas eksternal, karena anak akan memberikan makna baru terhadap obyek yang akan dimainkan, dan mengabaikan keadaan obyek yang sesungguhnya. Misalnya anak yang pura-pura membakar sate tapi yang sebenarnya hanya mengipasi kepingan gambar yang berbentuk ayam, sapi, kuda, bebek, atau menganggap guling sebagai kuda.
7.      Bebas. Bermain bebas dari aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan hanya menuntut keterlibatan aktif dari sang anak.
8.      Dimensional. Bermain mempunyai batas tertentu. Tanpa mengabaikan kebebasan dalam bermain, bermain memiliki dimensi sebagai barometersejauh mana aktivitas yang dilakukan anak bisa dikatagorikan kedalam aktivitas bermain atau bukan aktivitas bermain. Seandainya aktivitas tersebut dianggap bukan aktivitas bermain lagi, biasanya anak tidak lagi bisa menikmati aktivitas yang dilakukannya.
Bermain merupakan hal penting dalam kehidupan anak-anak, serta memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan mereka. Perkembangan tersebut bukan hanya perkembangan fisik-motorik namun juga perkembangan bahasa, intelektual atau intelejensi anak., moral, sosial, maupun emosional mereka. Begitu pentingnya bermain sehingga Andang Ismail (2006), mengemukakan pandangannya mengenai fungsi dan manfaat bermain, diantaranya sebagai berikut.
1.      Sarana untuk memperoleh kegembiraan, kesenangan, dan kepuasan. Suasana bermain yang menyenangkan akan dapat menjauhkan diri dari perasaan rendah diri, misalnya perasaan iri hati, dengki, dan sebagainya.
2.      Sarana untuk memperoleh kesempatan unutk mengembangkan fantasi dan menyalurkan kecenderungan pembawaan dasarnya. Apabila anak laki-laki dan anak perempuan diberi bahan-bahan yang sama seperti kertas, kain perca, guntung dan lem, mereka akan membuat sesuatu yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, ini merupakan pembawaan dasar dari manusia.
3.      Sarana untuk membawa anak kedalam lingkungan bermasyarakat. Dalam suasana bermain, meraka saling mengenal, saling menghargai satu sama lainnya, dan mereka cenderung akan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnyayang akan menjadi ladasan pembentukan perasaan sosial pada anak.
4.      Sarana untuk mengenal diri dan orang lain. Anak-anak yang sudah terbiasa bermain dengan teman sebayanya, akan dapat mengenal kedudukannya dikalangan teman-temannya walaupun dengan sederhana. Misalnya dia anak baik, dan dia anak galak.
5.      Sarana melatih pengendalian emosi. Anak-anak akan cenderung mampu mengendalikan emosi mereka apabila mereka diberi kebebasan dalam bermain dengan sesamanya. Mereka pun akan mampu mengungkapkan rasa suka atau tudak suka, marah atau tidak marah terhadap orang lain, walaupun terkadang mereka ungkapkan melalui kontak fisik.
6.      Sarana melatih diri menaati peraturan yang berlaku. Bermain akan melatih anak bahwa dalam setiap permainan akan ada aturan yan harus dipatuhi. Aturan tersebut akan diperkenalkan oleh teman-temannya secara pelahan-lahan. Biasanya anak-anak akan mematuhi paraturan yang berlaku untuk menjaga agar tingkat permainan tetap tinggi.
Fungsi bermain lainnya yang tidak kalah penting adalah sebagai berikut.
1.      Mempertahankan keseimbangan
Setelah bermain biasanya seorang akna akan memperoleh keseimbangan dalam melakukan setiap iktivitas bermain, apakah harus menggnakan tenaga ataukah tanpa tenaga dengan tenaga. Bermain juga memprikan penyaluran emosi dan perasaan yang mereka rasakan, serta daya khayal mereka yang tinggi, sehingga mereka mampu melepaskan dorongan-dorongan untuk berimajinasi, seperti anak yang berimajinasi menjadi seorang presiden. Bermain dapat membantu anak-anak dalam menyalurkan kelebihan tenaga.
2.      Menghayati berbagai pengala+man yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
Mengenal kativitas bermain pada anak, didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyapu rumah, mengatur meja makan. Selain itu juga mengenal anak-anak berbagai profesi contohnya bila sakit harus pergi kedokter. Fungsi bermain ini juga mempunyai fungsi terapeutik bagi anak yang mempunyai kecenderungan khusus seperti anak yang dimanjakan orang tuanya, akan merasa memiliki sehingga apabila ada adik dikeluarganya, akan merasa akan berkurang rasa kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Untuk mengatasi hal itu, ia harus diajak bermain boneka-bonekaan atau bermain dengan binatang kesayangannya, sehingga ia dapat mengembangkan rasa empati dari dalam dirinya. Beberapa contoh permainan lainnya yang mempunyai fungsi terapeutik adalah aktivitas menggambar, bermain air, membuat benda-benda dari tanah liat atau dari sabun.
3.      Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
Anak-anak merupakan pribadi yang sedang tumbuh, dengan demikian anak-anak akan selalu berusaha menggunakan kekuatan tubuhnya, sejalan dengan pertumbuhan gerak motoriknya. Bukan hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, namun juga hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, namuun juga interaksi sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Dengan bermain mereka cenderung mampu meningkatkan keterampilan tersebut. Mereka mulai menyadari tentang penerimaan sosial dan kebersamaan, seperti aku teman kamu, dia bukan teman aku. Dengan demikian, semakin bertambah usia kemampuannya dalam berinteraksi sosial akan semakin bertambah, seperti kemampuan berbahasa, berhitung, membandingkan sesuatu, mengumpulkan sesuatu.
4.      Mengantisipasi peran yang akan dijalani dimasa yang akan datang
5.      Menyempurnakan keterampilan dan memecahkan suatu masalah
6.      Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain atau teman sepermainan.





BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Dengan memahami kebutuhan peserta didik dalam penyusunan program peserta didik, akan terciptalah kegiatan kepramukaan sebagai proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
Semua kegiatan kepramukaan hendalah merupakan kegiatan kreatif rekreatif yang dapat menjadi daya pikat para peserta didik pada kegiatan kepramukaan yang bervariasi, menarik, menyenangkan, dan menantang. Keterlibatan Pembina secara langsung pada kegiatan kreatif rekreatif yang mereka lakukan akan memberikan dukungan moril atas kelancaran kegiatan yang mereka lakukan. “Debriefing” yang dilaksanakan setelah kegiatan berlangsung pada hakikatnya sebagai sarana Pembina untuk menanamkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka dengan jalan mengetuk hati para peserta didik lewat kegiatan kreatif rekreatif yang mereka lakukan.
3.2. Saran
Adapun yang dapat disarankan dari simpulan diatas adalah sebagai berikut.
1. Kepada peserta didik, agar ikut serta dalam setiap kegiatan kepramukaan dengan bersungguh-sungguh serta menuangkan segenap inspirasi atau kreatifitas untuk ikut serta memeriahkan setiap kegiatan yang diselenggarakan.
2. Kepada para pendidik, agar selalu memperhatikan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman agar dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan dapat berjalan sesuai dengan minat peserta didik dan dapat akan berjalan dengan baik.
3. Kepada para orang tua, agar mengawasi perkembangan didik anaknya, karena mengingat lingkungan sekitar anak dapat mempengaruhi perkembangan anak baik fisik maupun psikis


           
Daftar Pustaka
Gunarsa, Singgih D. 1997. Dasar Dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, Singgih D. dan Ny. Y. Singgih D. 1999. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga.Jakarta : PT BPK. Gunung Mulia.
..........................(2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Depdiknas
Abidin, Y (2009) Proses Pendidikan dalam Dimensi Sekolah Ramah Anak Bandung. UPI Press.




           












    







     









Tidak ada komentar:

Posting Komentar