KEPRAMUKAAN
MEMAHAMI
PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA DALAM MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK
Dosen
Pembimbing: Drs. DBKN Semara Putra, M.Pd, M.For
Oleh:
1. Ni Putu Ayu Tina
Ariyani 1411031443/26
2. Kadek Kusumayanti 1411031444/27
3. I.A. Manik Loka
Andari 1411031445/28
4. Ni Putu Febriana
Astuti 1411031450/29
5. Ni Komang Rendra Nova Jayanti 1411031459/30
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2014
Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugrahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kepramukaan ini tepat pada waktunya. Makalah
kepramukaan ini di buat secara sistematis sehingga dapat membantu mahasiswa untuk
belajar mandiri yang mencakup pengembangan. Harapan kami semoga makalah ini
mampu membantu mahasiswa dalam pencapaian tujuan pendidikan, serta mahasiswa
lebih aktif dalam tugas individu, diskusi kelompok dan tugas kurikulum.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini kami ucapkan banyak terima kasih, kritik dan saran yang
bersifat konstruktif dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
buku ini.
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang………………………………………………………………………………1
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...2
1.3
Tujuan Masalah……………………………………………………………………………...3
1.4
Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………...3
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Memahami
Perkembangan Jiwa dan Kebutuhan Peserta Didik……………………………4
2.2 Kegiatan Menarik
Dan Menantang Yang Mengandung Pendidikan………………............6
2.3 Pembina Pramuka Mampu Menciptakan Kegiatan
Menarik dan Menantang……..............10
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………………...16
3.2
Saran-Saran………………………………………………………………………………...16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang
penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu
perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
Pendidikan
dalam Gerakan Pramuka adalah proses pendidikan sepanjang hayat yang
berkesinambungan dengan sasaran menjadikan manusia bertaqwa, berbudi pekerti luhur,
mandiri, memiliki kepedulian tinggi terhadap nusa bangsa, masyarakat dan lingkungannya,
alam seisinya, bertanggung jawab serta berpegang taguh pada nilai dan norma masyarakat.
Dalam
kepramukaan, pada hakikatnya peserta didik tidak hanya diperankan sebagai obyek
pendidikan, tetapi justru lebih banyak diperankan sebagai subyek dengan demikian
dalam kepramukaan sebenarnya peserta didik sendirilah yang berperan aktif dalam
proses kegiatan sehingga dapat dikatakan yang menjadi "pendidik' dalam kepramukaan
adalah peserta didik sendiri. Pada suatu kegiatan Pembina Pramuka berperan sebagai pembimbing, pendamping dan fasilitator
yang dengan rajinnya memberikan motivasi dan memberikan rangsangan atas munculnya
konsep kegiatan, yang dilengkapi dengan metode apa yang paling tepat untuk melaksanakan
kegiatan tersebut, sedang dalam proses pelaksanaan kegiatan tersebut sepenuhnya
peserta didik sendiri yang berperanaktif.
Masa
perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian
juga bagi para anggota pegerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah
periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan
itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di
Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Hasil
kongres ini yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan
kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa
Pandu Rakyat Indonesia bukan lag isatu-satunya organisasi kepanduan di
Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Peraturan
yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,
tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana
Untuk
dapat melibatkan langsung peserta didik secara penuh dalam kegiatan hingga mereka
dapat memerankan diri bagai subyek pendidikan, Pembina Pramuka hendaknya melibatkan
langsung peserta didik dalam menciptakan kegiatan tersebut, karena kegiatan
yang menarik bagi peserta didik/kaum muda adalah kegiatan yang sesuai dengan aspirasi
peserta didik/kaum muda sendiri, tentang menantang atau tidaknya suatu
kegiatan itu pun mereka tetukan sendiri, bukan oleh Pembina.
Memahami
peserta didik, merupakan sikap Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka dan Pemimpin
Kwartir yang harus dimiliki dan dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi/tuntutan
peserta didik dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program
pesertadidik (PRODIK), maka kegiatan kepramukaan akan dapat memenuhi kebutuhan dan
minat mereka, sehingga kegiatan kepramukaan yang disajikan menjadi kegiatan
yang menarik dan menyenangkan.
Beberapa dasar pertimbangan perlunya “memahami peserta didik” sebagai berikut.
1. Dasar
pertimbangan psikologis bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila
sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
2. Dasar
pertimbangan sosiologi bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta
memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.
1.2. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang didapat dari latar belakang masalah diatas, yaitu sebagai berikut.
1. Mengapa
seorang Pembina Pramuka wajib memahami perkembangan jiwa dan kebutuhan peserta
didik?
2. Apa
saja jenis kegiatan menarik dan menantang yang mengandung pendidikan dalam
pembinaan pramuka?
3. Bagaimana
cara Pembina Pramuka menciptakan kegiatan menarik dan menantang yang mengandung
pendidikan dalam pembinaan pramuka?
1.3. Tujuan
Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah
diatas, maka tujuan dari makalah iniadalah sebagai berikut.
1. Untuk
memahami perkembangan jiwa dan kebutuhan peserta didik
2. Untuk
mengetahui apa saja kegiatan menarik dan menantang yang mengandung pendidikan
dalam pembinaan pramuka
3. Untuk
mengetahui bagaimana cara menciptakan kegiatan menarik dan menantang yang
mengandung pendidikan dalam pembinaan pramuka.
1.4. Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi
Siswa
Sebagai
landasan untuk mengetahui mengapa para pembina harus mengetahui kebutuhan
peserta didik, dan penyusunan kegiatan peserta didik
2. Bagi
Pendidik
Sebagai landasan dalam
penyusunan program kegiatan peserta didik (PRODIK)
3. Bagi
Masyarakat
Sebagai
landasan untuk membantu para peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakat
dimiliki para peserta didik.
4. Bagi
Perguruan Tinggi
Sebagai pedoman untuk
dalam proses kegiatan belajar dan mengajar
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Memahami Perkembangan
Jiwa dan Kebutuhan Peserta Didik
Para
peserta didik memiliki beberapa kebutuhan di dalam proses mengembangkan dirinya
sendiri, dan tentunya kebutuhan peserta didik harus diketahui oleh para
pendidik harus diketahui oleh para pendidik dan harus dipenuhi agar suatu
kegiatan dapat berjalan dengan baik, kebutuhan peserta didik diantaranya yaitu
sebagai berikut :
1. Adanya
tempat dan kesempatan yang menyenangkan serta memperoleh kegiatan yang
menyenangkan, artinya tempat yang sesuai dengan keinginan peserta didik dan
mengelola kesempatan yang menyenangkan adalah strategi agar memperoleh kegiatan
yang menyenangkan.
2. Dorongan
naluri peserta didik untuk memperoleh kebebasan berfikir, berpendapat, dan
berprestasi artinya dalam hal ini systemdemokrasi sangat dimunculkan. Bebas
berpendapat, berfikir, dan berprestasi dapat memberikan dorongan semangat
kepada para peserta didik untuk berkreasi.
3. Hak
asasi untuk memperoleh pembinaan, bimbingan dan kasih sayang dari pembina,
orang dewasa, orang tua dan masyarakat artinya para peserta didik memiliki hak
untuk memperoleh pembinaan untuk kelancaran kegiatan yang dilakukan dan pembina
orang tua, orang dewasa, atau masyarakat yang berkewajiban untuk memenuhi hak
tersebut.
4. Pengembangan
bakat, artinya bakat sudah dimiliki manusia sejak dia lahir. Maka bakat itu
harus dikembangkan agar bakat tersebut dapat berguna untuk masa depannya.
5. Pengembangan
minat, artinya kita harus mengetahui minat peserta didik dan menjadikannya
sebagai landasan untuk merencanakan suatu kegiatan yang sesuai dengan minat
tersebut.
6. Peningkatan
kemampuan dan kecakapan, artinya kemampuan dan kecakapan yang dimiliki oleh
peserta didik harus dikembangkan karena, hal ini sangat berguna untuk masa
depan mereka.
7. Pencapaian
cita-cita, artinya cita-cita para peserta harus dapat tercapai, tentunya dalam
hal ini harus ada usaha yang dilakukan oleh peserta didik agar tercapainya
tujuan mereka dan para pembina membimbing mereka dalam pencapaian cita-cita
tersebut
8. Peningkatan
daya cipta (kreativitas), artinya suatu kreativitas sangat diperluakan, karena
untuk memberikan sesuatu yang baru dan mampu menarik minat para peserta didik
dalam mengikuti suatu kegiatan.
9. Daya
pembaharuan (inovasi) artinya sesuatu yang monoton atau berulang-ulang dapat
membuat minat para peserta didik berkurang. Mereka membutuhkan suatu yang baru
agar tercapainya semua tujuan.
A. Tugas-tugas Pengembangan
Dalam suatu kegiatan para pembina memiliki tugas untuk mengembangkan
prilaku para peserta sesuai dengan jenjang usia mereka. Kegiatan harus
disesuaikan dengan perkembangan fisik dan psikis mereka, baik itu dilihat dari
kekuatan fisik mereka untuk menerima kegiatan tersebut maupun dilihat dari cara
berfikir mereka untuk memahami setiap kegiatan yang dilaksanakan.
1. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka Siaga, belajar yaitu sebagai berikut.
a.
Membentuk sikap hidup sehat (mengenai dirinya sendiri).
b.
Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
c.
Belajar peranan jenis.
d.
Membentuk keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
e.
Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari.
f.
Membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai social.
g.
Memperoleh kebebasan pribadi.
h.
Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok social dan institusi.
2. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka Penggalang, adalah sebagai
berikut.
a.
Befikir kritis.
b.
Mudah terjadi identifikasi yang sangat emosional.
c.
Dorongan kuat untuk bertualang.
d.
Pengaruh kelompok sebaya sangat besar.
e.
Memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah.
f.
Memerlukan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan dalam
bergaul.
g.
Menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku mengganggu orang
lain.
h.
Permainan kelompok, tim.
3. Tugas perkembangan anak seusia Pramuka Penegak dan Pendega, adalah
sebagai berikut.
a. Memperoleh
kebebasan emosional
b.
Proses melepas diri dari ketergantungan secara emosional.
c.
Kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya
sehingga lebih stabil dan terkendali.
d.
Mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan
lingkungannya.
e. Mampu begaul
Mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan social, baik dengan
teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya sesuai
dengan norma social yang ada.
f.
Menemukan model untuk identifikasi
Model atau tokoh identifikasi merupakan factor penting, karena dia
merupakan model yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana
bertingkah laku dan bersikap.
g. Mengetahui
dan menerima kemampuan sendiri.
h. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
C. Usaha-usaha untuk
Memenuhi Kebutuhan Peserta Didik
Pembina Pramuka harus berusaha menyajikan kegiatan yang dapat menarik
minat peserta didik atau pemuda yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan mereka.
Untuk keperluan ini, maka para Pembina Pramuka perlu menyusun program kerja
peserta didik (PRODIK).
2.2. Kegiatan Menarik Dan Menantang Yang Mengandung Pendidikan
Kegiatan Kreatif Rekreatif ialah kegiatan
yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang dapat mengembangkan daya
imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan mengekspresikan ide –
idenya dalam suatu karya baru yang unik. Jenis dan macam kegiatan kreatif bagi peserta
didik sejalan dan seirama dengan tingkat perkembangan peserta didik ( S,G,T,D ).
Kegiatan – kegiatan Kreatif Rekreatif digali, diciptakan, dan dikembangkan oleh
Dewan Satuan Pramuka atas bimbingan Pembina mereka.
Kegiatan Kreatif Rekreatif serta kegiatan –
kegiatan pramuka lainnya hendaknya selalu diberi muatan : modern, bermanfaat,
adanya ketaatan pada kode kerhormatan pramuka, dengan pengertian sebagai
berikut :
1. Modern
Modern dapat diartikan : hal – hal yang belum
ada sebelumnya, hal – hal yang sedang digemari oleh khalayak ramai pada saat
itu, hal – hal yang saat ini sedang “ngetren” menurut pandangan peserta didik.
2. Bermanfaat
Bermanfaat dapat diartikan : berguna dalam
kehidupan, bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan – keinginan – kemauan peserta
didik, dapat memenuhi kebutuhan tugas perkembangan jiwa peserta didik.
3. Taat
pada kode kehormatan pramuka
Merupakan hal yang akan selalu
dikondisikan oleh Pembina pramuka, bahwa kegiatan macam apapun akan disajikan
sebagai media untuk mendidikan kode kehormatan pramuka (Satya
dan Darma Pramuka ), selanjutnya akan diamalkan dalam kehidupan mereka sehari –
hari.
a. Kegiatan Kreatif Rekreatif merupakan suatu menarik dan menyenangkan,
sehingga pada situasi macam itu para Pembina akan dengan mudah dapat mendidikan
dan menanamkan kode kehormatan pramuka dengan sasaran terjadinya proses
peningkatan ketahanan mental, moral, spiritual, ketahanan fisik, ketahanan
intelektual, ketahanan emosional, dan ketahanan social peserta didik.
b. Kegiatan Kreartif Rekreatif
yang dilakukan pada setiap kegiatan akan memicu meningkatnya kreatif peserta
didik dalam menghadapi segala tantangan dan peluang yang timbul dalam
kehidupannya.
c. Kreativitas adalah ekspresi diri / tanggapan alami anak terhadap
lingkunganya dan merupakan salah satu cara berinteraksi dengan dunia
sekitarnya.
d. Manfaat kreativitas :
- Kreativitas dapat membangun harga diri
- Kreativitas dapat menguatkan kesadaran diri
- Kreativitas membangun rasa memiliki integritas
diri ( mencerminkan nilai, keyakinan dan perasaan ) dalam mengembangkan
bakat dan ketrampilannya.
- Melalui kreativitas anak belajar menilai
dirinya.
a. Cara menciptakan
Kegiatan Kreatif Rekreatif
Kegiatan Kreatif
Rekreatif diciptakan dengan jalan mendayagunakan forum peserta didik (
Musyawarah Barung Siaga, Perindukan Siaga, Regu Penggalang, Pasukan Penggalang,
Sangga Penegak, Ambalan Penegak dan Racana Penegak ) dengan tujuan untuk :
1. menghimpun
kebutuhan dan aspirasi mereka
2. mengelompokkan /
mengklasifikasikan kebutuhan dan aspirasi yang senada / sama
3. merakit beberapa kebutuhan
tersebut di atas untuk dijadikan beberapa kegiatan/permainan kreatif rekreatif,
dengan memperhatikan :
a. Lingkungan sebagai
sumber kegiatan
b. Dapat
sebagai media untuk mengekspresikan perasaan dan imajinasi
c. Memiliki
unsure manfaat
d. Merupakan
kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang
e. Sesuai
dengan perkembangan peserta didik
4. menyiapkan peralatan dan perlengkapan
kegiatan
5. kegiatan kreatif rekreatif
hendaknya tidak hanya merupakan media pengekspresian kebutuhan individualitas
peserta didik saja, tetapi hendaknya juga memperhatikan dan mengikuti
norma/tata nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat.
6. menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan dengan memperhatikan skala prioritas serta kesesuaian dengan situasi
kondisi saat itu.
b. Pelaksanaan Kegiatan Kreatif Rekreatif
Agar
kegiatan kreatif rekreatif dengan baik dan lancar serta mengandung nilai-nilai
pendidikan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pembina Pramuka
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik dalam pelaksanaan
kegiatan kreatif rekreatif serta memberikan dukungan fasilitas yang
diperlukan.
- Pembina ikut terlibat
langsung dalam kegiatan/”game” kreatif rekreatif sebagai peserta.
- Adanya suasana
kegembiraan, menyenangkan, dan mengasikkan dalam pelaksanannya.
- Dalam pelaksanaan
kegiatan kreatif rekreatif hendaknya terjaga keamanannya (“safety”)
- Pembina mengadakan
bimbingan dan pengendalian kegiatan serta selingan-selingan aktifitas
Pada akhir
kegiatan kreatif rekreatif, Pembina hendaknya mengadakan “dedriefing” (Tanya
jawab/wawancara) dengan cara peserta didik tentang apa yang mereka temukan dari
kegiatan kreatif rekreatif yang baru saja mereka lakukan, dengan pokok-pokok
pertanyaan tentang :
1.
memberikan penghargaan atas terlaksananya kegiatan
kreatif rekreatif yang menggembirakan, menyenangkan, dan berjalan dengan baik
serta lancar sebagaimana yang diharapkan.
2.
adanya pengaruh terhadap ketahanan :
mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional dan social.
3.
kemungkinan adanya keterhubungan antara kegiatan
kreatif rekreatif tersebut dengan : ketaqwaan kepada Tuhan, kepedulian kepada
bangsa dan Negara, masyarakat, lingkungan, alam sekitarnya, kepedulian pada
diri mereka sendiri, serta ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.
4.
memberikan motivasi agar kegiatan kreatif rekreatif
yang akan dilaksanakan mendatang dapat disiapkan sebaik – baiknya
2.3. Pembina
Pramuka Mampu Menciptakan
Kegiatan Menarik dan Menantang
Pendidikan
dalam Gerakan Pramuka dilaksanakan lewat kepramukaan untuk mencapai tujuannya,
ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat teratur,
terarah, praktis dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
Berdasarkan
keterangan di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha yang
dilakukan untuk membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik melalui
pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah dengan
bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan dan terarah yang pada tujuan
akhirnya yaitu pembentukan watak peserta didik itu sendiri. Dalam Gerakan
Pramuka.
Permainan
dalam Pramuka Siaga disajikan sesuai dengan usia siaga yaitu antara 7 – 10
tahun. Dimana tipe permainan yang sederhana dan tidak sampai menyulitkan
peserta siaga. Pembina membuat permainan sesuai dengan materi tentunya Pembina
harus menguasai SKU Siaga baik itu Siaga Mula, Siaga Bantu maupun Siaga Tata.
Peningkatan motivasi Peserta Siaga akan selalu ada jika Pembina menyajikan
tekhnik permainan yang disukai oleh peserta Siaga.
Menurut
Masitoh dkk (2005) “Bermain adalah suatu wahana yang penting bagi perkembangan
sosial, emosi, dan perkembangan kognitif, serta merupakan refleksi dari
perkembangan anak. Bermain merupakan wahana yang sangat penting bagi anak untuk
mempraktikan keterampilan baru dan berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek
perkembangannya.” Perkembangan dan pertumbuhan merupakan suatu proses dalam
kehidupan manuusia yang berlangsung secara terus menerus sejak lahir sampai
akhir hayat. Biasanya anak akan tumbuh dan berkembang melalui bermain. Oleh
karena itu dengan membiarkan anak bermain, anak akan cepat berkembang dibanding
dengan anak yang tidak diberi kebebasan untuk bermain.
Ditinjau
dari psikologi perkembangan, perkembangan anak antara usia tiga sampai enam
tahun merupakan the golden age. Pada masa tersebut anak sudah memiliki
keterampilan dan kemampuan unutk bermain. Jadi bermain merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan juga dapat meningkatkan
kecerdasan anak sehingga menjadi sarana pendidikan bagi anak, tanpa
mempertimbangkan dan memikirkan hasil akhir yang akan dicapai.
Berdasarkan
berbagai uraian di atas, bermain pada dasarnya adalah aktivitas yang sangat
menyenangkan dan mengasyikan bagi anak-anak tanpa harus ada paksaan sehingga
dapat dinikmati dan membantu anak dalam mencapai perkembangan dan pertumbuhan,
baik secara fisik, psikologis, intelektual, sosial, moral, dan emosional anak.
Bermain adalah aktivitas pengasah kreativitas sekaligus sarana untuk
mengembangkan berbagai dimensi perkembangan pada anak.
Bermain
harus dilakukan berdasarkan keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari orang
lain, sehingga anak akan bermain tanpa ada rasa takut untuk melakukan aktivitas
bermain apapun dan melakukan aktivitas-aktivitas bermain yang berbeda-beda
setiap saat dan berganti-ganti secara
flexibel. Karakteristik bermain anak akan menentukan perkembangan anak di masa
yang akan datang.
Dalam
memberikan permainan pembina harus mempunyai batasan dengan tidak mengabaikan
kebebasan pada anak untuk bermain. Dan menggabungkan jenis permainan dengan
materi yang diberikan. Seperti yang dikemukakan (Pusdiklat, 2010:77) bahwa
permainan dalam kepramukaan bukan seperti permainan biasa, tetapi permainan
yang selalu mengikuti aturan permainan (ruleof the games), dan permainan
yang bermakna dalam pembentukan karakter peserta didik.
Bermain
merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan sekaligus memiliki unsur pendidikan
bagi anak. Sejalan dengan definisi sederhana ini, bermain memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut.
1.
Motivasional.
Bermain dilakukan atas motivasi intrinsik dari seorang anak atau berdasarkan
keinginan sendiri serta untuk kepentingan sendiri.
2.
Emosional.
Bermain adalah kegiatan yang melibatkan emosi-emosi posiif pada diri seorang
anak. Hal ini tercermin seperti ketika meluncur dari tempat tinggi secara
berulang-ulang tanpa rasa takut.
3.
Fleksibilitas.
Kegiatan bermain biasanya ditandai dengan mudahnya melakukan permainan yang
berbeda-beda atau beralih dari satu permainan ke permainan dengan menyenangkan.
4.
Enjoyable. Aktivitas bermain lebih mengutamakan proses
bermain, tanpa memperhatikan hasil akhir dari bermain. Anak bermain dengan
tanpa harus memperhatikan prestasi apa yang akan didapat apabila ia dapat
melakukan hal tersebut. Mereka cenderung terpusat pada proses bermain, seperti
anak dapat memasang gambar sesuai dengan bentuknya.
5.
Terbuka.
Anak bebas memmilih permainan atas kehendaknya tanpa ada yang menyuruh atau
memaksa. Ketika seorang anak menyusun balok akan disebut bermain seandainya
aktivitas tersebut atas kehendak sendiri tanpa ada yang menyuruh atau memaksa.
6.
Imajinatif.
Bermain mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Seorang anak yang mempunyai daya
imajinasi tinggi akan memungkinkan anak bereksperimen pada hal-hal yang baru.
Biasanya realitas internal lebih diutamakan daripada realitas eksternal, karena
anak akan memberikan makna baru terhadap obyek yang akan dimainkan, dan
mengabaikan keadaan obyek yang sesungguhnya. Misalnya anak yang pura-pura
membakar sate tapi yang sebenarnya hanya mengipasi kepingan gambar yang
berbentuk ayam, sapi, kuda, bebek, atau menganggap guling sebagai kuda.
7.
Bebas.
Bermain bebas dari aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan hanya menuntut
keterlibatan aktif dari sang anak.
8.
Dimensional.
Bermain mempunyai batas tertentu. Tanpa mengabaikan kebebasan dalam bermain,
bermain memiliki dimensi sebagai barometersejauh mana aktivitas yang dilakukan
anak bisa dikatagorikan kedalam aktivitas bermain atau bukan aktivitas bermain.
Seandainya aktivitas tersebut dianggap bukan aktivitas bermain lagi, biasanya
anak tidak lagi bisa menikmati aktivitas yang dilakukannya.
Bermain
merupakan hal penting dalam kehidupan anak-anak, serta memiliki peran yang
sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan mereka. Perkembangan tersebut
bukan hanya perkembangan fisik-motorik namun juga perkembangan bahasa,
intelektual atau intelejensi anak., moral, sosial, maupun emosional mereka.
Begitu pentingnya bermain sehingga Andang Ismail (2006), mengemukakan
pandangannya mengenai fungsi dan manfaat bermain, diantaranya sebagai berikut.
1.
Sarana
untuk memperoleh kegembiraan, kesenangan, dan kepuasan. Suasana bermain yang
menyenangkan akan dapat menjauhkan diri dari perasaan rendah diri, misalnya
perasaan iri hati, dengki, dan sebagainya.
2.
Sarana
untuk memperoleh kesempatan unutk mengembangkan fantasi dan menyalurkan
kecenderungan pembawaan dasarnya. Apabila anak laki-laki dan anak perempuan
diberi bahan-bahan yang sama seperti kertas, kain perca, guntung dan lem,
mereka akan membuat sesuatu yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa anak
laki-laki berbeda dengan anak perempuan, ini merupakan pembawaan dasar dari
manusia.
3.
Sarana
untuk membawa anak kedalam lingkungan bermasyarakat. Dalam suasana bermain,
meraka saling mengenal, saling menghargai satu sama lainnya, dan mereka
cenderung akan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnyayang akan menjadi
ladasan pembentukan perasaan sosial pada anak.
4.
Sarana
untuk mengenal diri dan orang lain. Anak-anak yang sudah terbiasa bermain
dengan teman sebayanya, akan dapat mengenal kedudukannya dikalangan
teman-temannya walaupun dengan sederhana. Misalnya dia anak baik, dan dia anak
galak.
5.
Sarana
melatih pengendalian emosi. Anak-anak akan cenderung mampu mengendalikan emosi
mereka apabila mereka diberi kebebasan dalam bermain dengan sesamanya. Mereka
pun akan mampu mengungkapkan rasa suka atau tudak suka, marah atau tidak marah
terhadap orang lain, walaupun terkadang mereka ungkapkan melalui kontak fisik.
6.
Sarana
melatih diri menaati peraturan yang berlaku. Bermain akan melatih anak bahwa
dalam setiap permainan akan ada aturan yan harus dipatuhi. Aturan tersebut akan
diperkenalkan oleh teman-temannya secara pelahan-lahan. Biasanya anak-anak akan
mematuhi paraturan yang berlaku untuk menjaga agar tingkat permainan tetap
tinggi.
Fungsi
bermain lainnya yang tidak kalah penting adalah sebagai berikut.
1.
Mempertahankan
keseimbangan
Setelah
bermain biasanya seorang akna akan memperoleh keseimbangan dalam melakukan
setiap iktivitas bermain, apakah harus menggnakan tenaga ataukah tanpa tenaga
dengan tenaga. Bermain juga memprikan penyaluran emosi dan perasaan yang mereka
rasakan, serta daya khayal mereka yang tinggi, sehingga mereka mampu melepaskan
dorongan-dorongan untuk berimajinasi, seperti anak yang berimajinasi menjadi
seorang presiden. Bermain dapat membantu anak-anak dalam menyalurkan kelebihan
tenaga.
2.
Menghayati
berbagai pengala+man yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.
Mengenal
kativitas bermain pada anak, didasarkan pada penghayatan terhadap
peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari, seperti
menyapu rumah, mengatur meja makan. Selain itu juga mengenal anak-anak berbagai
profesi contohnya bila sakit harus pergi kedokter. Fungsi bermain ini juga
mempunyai fungsi terapeutik bagi anak yang mempunyai kecenderungan khusus
seperti anak yang dimanjakan orang tuanya, akan merasa memiliki sehingga
apabila ada adik dikeluarganya, akan merasa akan berkurang rasa kasih sayang
dan perhatian dari orang tuanya. Untuk mengatasi hal itu, ia harus diajak
bermain boneka-bonekaan atau bermain dengan binatang kesayangannya, sehingga ia
dapat mengembangkan rasa empati dari dalam dirinya. Beberapa contoh permainan lainnya
yang mempunyai fungsi terapeutik adalah aktivitas menggambar, bermain air,
membuat benda-benda dari tanah liat atau dari sabun.
3.
Menyempurnakan
keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
Anak-anak
merupakan pribadi yang sedang tumbuh, dengan demikian anak-anak akan selalu
berusaha menggunakan kekuatan tubuhnya, sejalan dengan pertumbuhan gerak
motoriknya. Bukan hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, namun juga hanya
keterampilan gerak yang dimantapkan, namuun juga interaksi sosialnya dengan
teman-teman sebayanya. Dengan bermain mereka cenderung mampu meningkatkan
keterampilan tersebut. Mereka mulai menyadari tentang penerimaan sosial dan
kebersamaan, seperti aku teman kamu, dia bukan teman aku. Dengan demikian,
semakin bertambah usia kemampuannya dalam berinteraksi sosial akan semakin
bertambah, seperti kemampuan berbahasa, berhitung, membandingkan sesuatu,
mengumpulkan sesuatu.
4.
Mengantisipasi
peran yang akan dijalani dimasa yang akan datang
5.
Menyempurnakan
keterampilan dan memecahkan suatu masalah
6.
Meningkatkan
keterampilan berhubungan dengan anak lain atau teman sepermainan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan
memahami kebutuhan peserta didik dalam penyusunan program peserta didik, akan
terciptalah kegiatan kepramukaan sebagai proses kegiatan belajar sendiri yang
progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik,
intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota
masyarakat.
Semua kegiatan
kepramukaan hendalah merupakan kegiatan kreatif rekreatif yang dapat menjadi
daya pikat para peserta didik pada kegiatan kepramukaan yang bervariasi,
menarik, menyenangkan, dan menantang. Keterlibatan Pembina secara langsung pada
kegiatan kreatif rekreatif yang mereka lakukan akan memberikan dukungan moril
atas kelancaran kegiatan yang mereka lakukan. “Debriefing” yang dilaksanakan
setelah kegiatan berlangsung pada hakikatnya sebagai sarana Pembina untuk
menanamkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Kode Kehormatan Pramuka dengan jalan
mengetuk hati para peserta didik lewat kegiatan kreatif rekreatif yang mereka
lakukan.
3.2. Saran
Adapun yang dapat
disarankan dari simpulan diatas adalah sebagai berikut.
1. Kepada peserta didik, agar ikut serta dalam setiap kegiatan
kepramukaan dengan bersungguh-sungguh serta menuangkan segenap inspirasi atau
kreatifitas untuk ikut serta memeriahkan setiap kegiatan yang diselenggarakan.
2. Kepada para pendidik, agar selalu memperhatikan kebutuhan peserta
didik dan perkembangan zaman agar dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan
dapat berjalan sesuai dengan minat peserta didik dan dapat akan berjalan dengan
baik.
3. Kepada para orang tua, agar mengawasi perkembangan didik anaknya,
karena mengingat lingkungan sekitar anak dapat mempengaruhi perkembangan anak
baik fisik maupun psikis
Daftar Pustaka
Gunarsa,
Singgih D. 1997. Dasar Dan Teori
Perkembangan Anak. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Gunarsa,
Singgih D. dan Ny. Y. Singgih D. 1999. Psikologi
Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga.Jakarta : PT BPK. Gunung Mulia.
..........................(2002).
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Depdiknas
Abidin, Y
(2009) Proses Pendidikan dalam Dimensi Sekolah Ramah Anak Bandung. UPI
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar