Sabtu, 29 Oktober 2016

PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL           
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………………...3
1.4 Metode Penulisan Makalah………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebudayaan Nasional……………………………………………………………………....4
2.2 Perkembangan Kebudayaan………………………………………………………………..4
2.3 Pengaruh Kebudayaan Hindu……………………………………………………………....5
2.4 Pengaruh Kebudayaan Budha……………………………………………………………...7
2.5 Pengaruh Kebudayaan Islam ke Indonesia…………………………………………………8
2.6 Pengaruh Kebudayaan Barat……………………………………………………………….9
2.7 Pengaruh Budaya Asing di Indonesia………………………………………………………9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...12   
3.2 Saran-Saran………………………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
 Manusia adalah makhluk yang berpikir dan berakal, dengan pikiran itu ia menghasilkan berbagai alat dan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Segala cara dan alat yang lahir atas akal manusia itu disebut kebudayaan. Tidak satu pun manusia yang hidup tanpa bantuan budaya, dan tidak ada budaya tanpa penciptaan oleh manusia. Budaya adalah ciptaan manusia, tapi budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan disebut  superorganik. Manusia di suatu tempat pasti memiliki kebudayaan maka menjadi masyarakat.
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” atau Buddi yang artinya akal atau budi. Jadi secara sederhana kebudayaan berarti hal-hal yang berkenaan dengan kemmpuan budi atau akal. Dalam Bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, berarti upaya manusia dalam mengolah atau memanfaatkan alam. Kalau kedua pengertian ini digabung, berarti kebudayaan adalah segala akal manusia untuk memanfaatkan alam agar ia dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Budaya merupakan suatu cerminan hidup suatu negara. Setiap negara mempunyai cerminan atau budaya tersendiri dalam lika liku di kehidupannya masing masing. Budaya juga merupakan warisan dari generasi ke generasi. Di setiap negara pasti mempertahankan budayanya dari budaya asing. Indonesia sudah berakulturasi dengan kebudayaan asing sejak lama. Terletaknya Indonesia di pertengahan benua Asia dan Australia yang menjadikan jalur perdagangan pada masa lampau. Sehingga menjadikan budaya Indonesia bercampur dengan budaya asing.
Fakta yang terjadi sekarang, Indonesia sudah pudar dengan budaya pribumi, yang sudah tertindas budaya asing. Budaya barat yang menjadi modernitas dan cerminan trendsetter di Indonesia. Pengaruh budaya asing mempunyai efek positif dan negatifnya.
Tetapi, dilihat dari minoritas, cenderung menyerap hal negatif. Sayangnya, masyarakat Indonesia lebih mengamini kebudayaan Barat sebagai bentuk kebebasan yang sebebas-bebasnya. Sudah banyak masyarakat yang menganggap budaya Barat merupakan budaya yang peling benar. Hal inilah yang tampak keliru karena budaya Barat tidak hanya melahirkan kebebasan. Seharusnya masyarakat mencontohkan budaya barat untuk kemajuan negara Indonesia sendiri, contohnya seperti teknologi yang maju di budaya asing.
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan budaya dalam negeri sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak lagi diakui bangsa lain. Sebagai negara berkembang, masyarakat indonesia seharusnya meniru motivasi Barat untuk menjadi negara yang maju bukan malah melalaikan budaya sendiri.
            Kebudayaan berbeda antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain seperti orang Timor berbeda dengan orang Rote; orang Jawa berbeda dengan orang Sunda; orang Manado berbeda dengan orang Irian Jaya; orang Jakarta berbeda dengan orang Padang, yang walaupun tujuan sama yaitu memenuhi kebutuhan pangan untuk itu kebudayaan merupakan salah satu bagian dari kehidupan sosial kemasyarakatan. 
     Disamping itu juga Globalisai merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau oleh bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukan, clubbing, memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia.
Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya negatif dan cenderung merusak dan telah mengadi suatu kebiasaan yang membudaya. Sehingga melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan bangsa indonesia yang ketimuran.
Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing tersebut. semua dampak positif dan negatif tersebut akan saya uraikan dalam pembahasan. 
           
1.2. Rumusan Masalah
     Agar makalah ini dapat dipahami orang lain, maka saya buat rumusan masalah agar isi makalah ini tidak keluar dari permasalahan. Berikut adalah rumusan masalah yang akan kita bahas:
      1. Mengapa budaya asing dapat dengan mudah masuk ke Indonesia?
2.  Melalui media apakah budaya asing masuk ke Indonesia?
3.  Apa dampak masuknya budaya asing tersebut bagi masyarakat Indonesia?
4.  Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak terpengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya kita?

1.3. Tujuan
     Kita menyadari bahwa norma-norma dan kebudayaan bangsa Indonesia yang dikenal sebagai budaya yang luhur dan santun kini telah mulai tersisih akibat terpengaruh oleh kebudayaan asing. Oleh sebab itu saya mempunyai tujuan-tujuan membuat makalah ini.
Tujuan-tujuan itu sebagai berikut :
1.      Dapat menyeleksi budaya asing yang masuk ke Indonesia dengan benar dan sebaik-baiknya.
2.      Dapat mempertahankan budaya Indonesia dari pengaruh budaya bangsa lain.
3.      Agar kebudayaan Indonesia tetap dikenal sebagai warisan budaya yang luhur dan unggul.
1.4. Metode Penulisan Makalah
            Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi pustaka dari berbagai sumber buku.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kebudayaan Nasional
 Nama Indonesia dikenal umum atau diterima umum pada tahun 1920-an. Nama Indonesia dikemukakan oleh JR. Higan pada tahun 1850, sebelum Hegan, yaitu G. W. Earl mengemukakan kata-kata Indu-Nesians dan Melayu-Nesians untuk penduduk asli kepulauan. Nama Indonesia yang baru diterima umum pada tahun 1920-an itu berkembang sebagai lambang persatuan nasional. Dengan demikian nama Indonesia digunakan untuk menyebut nama negara termasuk rakyat, pemerintah, wilayah dan juga nama-nama kebudayaan yang tumbuh di wilayah Indonesia. Kebudayaan nasional dibentuk oleh unsur-unsur kebudayaan suku/kebudayaan daerah yang masuk ke daerah kebudayaan lain dan diterima oleh daerah lain tersebut. Di Indonesia, kebudayaan daerah sangat banyak jumlahnya yang tersebar di daerah-daerah. Dalam UUD 1945 pasal 32 beserta penjelasannya dikemukakan bahwa Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia, serta berkembang sepanjang sejarah. Kebudayaan dari luar dapat memperkaya kebudayaan nasional. Pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional harus dilakukan bersama- sama dengan pembinaan bangsa. 
2.2. Perkembangan Kebudayaan
            Karena kebudayaan adalah semua hasil pengetahuan dan ciptaan manusia yang diperleh dari belajar. Dan system pengetahuan manusia terus berkembang dari mulai ada di bumi sampai sekarang, maka tentu saja segala sesuatu yang dihasilkan manusia itu sudah sangat banyak.
            Aspek kebudayaan dapat hilang bila kurang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan diganti oleh aspek lain yang lebih berdaya guna. Sebaliknya aspek yang lain bisa bertambah sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perubahan kebudayaan ini dapat disebabkan oleh faktor dari dalam (internal) masyarakat itu sendiri dan dapat pula oleh faktor yang berasal dari luar (eksternal) masyarakat itu sendiri.
            Faktor yang berasal dari dalam:
1. adanya kejenuhan individu terhadap system nilai yang berlaku dalam masyarakat.
2. Adanya individu yang menyimpang dari system yang berlaku, bila penyimpangan ini dibiarkan maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya.
3. Adanya penemuan baru yang diterima oleh anggota masyaraat dan membawa perubahan kebudayaan
4. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk.
Faktor yang berasal dari luar masyarakat misalnya:
a. bencana alam: gunung meletus, gempa, banjir
b. peperangan
c. kontak dengan masyarakat lain yang berbeda dengan budayanya
            Ada 3 bentuk difusi yaitu:
1. Difusi ekspansi: suatu proses di mana informasi atau material menjalar dari satu daerah ke daerah yang lain semakin lama semakin meluas
Contoh: urbanisasi, berita dari Koran atau TV
2. Difusi relokasi: Informasi atau materi pindah meninggalkan daerah asal suatu daerah baru
Contoh: transmigrasi
3. Difusi cascade atau bertingkat: penjalaran melalui tingkatan, dari atas ke bawah yang disebut top down.
Contoh: keutuhan sarana jalan dari masyarakat, diteruskan ke kepala desa, ke camat, bupati, dan seterusnya
2.3. Pengaruh Kebudayaan Hindu
Masuknya pengaruh Hindu (India) ke Indonesia telah menimbulkan berbagai pendapat yang pada dasarnya mengemukakan golongan manakah dalam masyarakat Hindia yang mempunyai peranan dalam proses penyebaran pengaruh tersebut.
Menurut teori Waisya, yang dikemukakan oleh N. J. Krom, bahwa proses penyebaran kebudayaan Hindu adalah kelompok pedagang yang kemudian bergaul dan bercampur dengan masyarakat setempat. Menurut teori Brahmana, yang dikemukakan oleh J. C. Van Leur, bahwa golongan Brahmalah yang mempunyai peranan dalam penyebaran tersebut. Dari kedua teori di atas peranan orang Indonesia tidak dikemukakan. Teori arus balik yang dikemukakan oleh F. D. K. Bosch bahwa proses penyebaran kebudayaan Hindu di Indonesia, orang- orang Indonesia turut menentukan karena mereka mempunyai peranan aktif sejak menuntut ilmu di perguruan tinggi di India sampai kepada proses penyebarannya di kalangan masyarakat Indonesia. Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia meliputi kehidupan politik. ekonomi, sosial dan kebudayaan. 

a. Pengaruh Kebudayaan Hindu dalam Bidang Politik.
 Sebelum terpengaruh kebudayaan Hindu bangsa Indonesia sudah mempunyai susunan masyarakat teratur, antara lain memiliki paham Primus Inter Paras, Primus Inter Paras ini berarti yang pertama dari sesama, misalnya dalam hal penentuan kepala suku. Dengan adanya pengaruh kebudayaan Hindu maka sistem demokrasi Primus Inter Paras diganti dengan sistem kerajaan. Raja dianggap sebagai keturunan dewa, misalnya Raja Mulawarman dianggap titisan dewa Syiwa. Raja Purnawarman sebagai titisan dewa Wisnu, begitu juga Erlangga dianggap titisan Dewa Wisnu. Kedudukan Raja menjadi turun- temurun dan raja menjadi pusat segala-galanya. Kebudayaan Hindu banyak menimbulkan kerajaan-kerajaan di Indonesia, antara lain: 1) Kerajaan Kutai, berdiri sekitar abad 14. Rajanya yang terkenal yaitu Mulawarman (Cucu Raja Kundunga). Kerajaan Kutai menganut agama Hindu Syiwa. 2) Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri di abad ke 5 diperintah oleh Purnawarman, seorang penganut agama Hindu Wisnu. Kerajaan ini berlokasi pada tepi sungai Citarum (Daerah Bekasi sekarang). Kerajaan Tarumanegara berakhir pada abad ke 7, akibat serbuan dari Sriwijaya. 3) Kerajaan Sriwijaya. Berdiri pada abad ke 7 yang diperkirakan terletak di sekitar Palembang. Kerajaan ini menjadi pusat pendidikan agama Budha terbesar di Asia Tenggara. Pada abad ke 8 Sriwijaya berhasil menguasai politik dan perdagangan di Indonesia, karena selat Malaka, selat
Karimata, selat Sunda dan daerah Bogor yang merupakan daerah-daerah strategis telah dikuasai. Di bawah pemerintahan Raja Bala Putra Desa kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Setelah mendapat saingan dalam percaturan politik dan kerajaan Singosari maka Sriwijaya mengalami kemunduran bahkan keruntuhan. 4) Kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.  Sejarah politik di Jawa Timur dibagi dalam empat periode: # Periode kerajaan Medang (Raja Sindok dan Raja Erlangga). # Periode Kerajaan Kediri # Periode Kerajaan Singosari (Ken Arok) # Periode Kerajaan Majapahit (Wijaya) 
b. Pengaruh Kebudayaan Hindu Bidang Ekonomi
Pengaruh yang paling dominan dalam bidang ekonomiadalah sebagai berikut. 1) Timbulnya golongan-golongan pedagang, saudagar yang termasuk Kasta Waisya. 2) Kepulauan Nusantara makin dikenal oleh dunia karena hasil buminya. 3) Perdagangan innatura mulai berkurang, karena mata uang emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran. 


c. Pengaruh Kebudayaan Hindu di Bidang Sosial.
 Adanya sistem kasta yang merubah masyarakat Indonesia yang bercorak demokratis dan bersifat gotong royong. Kasta-kasta itu adalah Kasta Brahmana (para pendeta pimpinan upacara keagamaan), Kasta Satria (para Raja dan Panglima perang). Kasta Waisya (para saudagar, pedagang) dan Kasta Sudra (petani, hamba sahaya dan para budak). 
d. Pengaruh Kebudayaan Hindu di Bidang Kebudayaan
 Pengaruh kebudayaan Hindu ini yaitu di bidang seni bangunan candi, seni sastra dan seni patung. 1) Bangunan candi Candi yaitu bangunan tempat pemujaan. Di dalam candi tersimpan sajian dan arca pemujaan. Bangunan candi di Indonesia dibagi dalam dua langgam yaitu Langgam Jawa Tengah yang terdiri dari langgam Jawa Tengah Utara, contoh : Kompleks Candi Dieng, Kompleks Candi Gedong Songo dan Langgam Jawa Tengah Selatan, contoh Kompleks Candi Borubudur, Kompleks Candi Prambanan, dan Kompleks Candi 
Sewu yang bersifat ke-budha-budhaan juga Mendut, Langgam Jawa Timur, contoh: Candi Panataran, dan Candi Singosari. 2) Seni Patung dan Seni Ukir. Seni patung/seni ukir erat hubungannya dengan keagamaan. Seni patung di Indonesia pada zaman Hindu dibagi dalam dua bagian, yaitu patung dewa-dewa agama Hindu dan patung dewa-dewa agama Hindu terdiri dari patung Syiwa, Wisnu dan patung Brahma. Patung dewa-dewa agama Budha yaitu patung Dhayani, Budha, manusia Budha dan Dhayani Boddhissatwa. 3) Seni Sastra Berbentuk prosa dan puisi. Prosa misalnya cerita Ramayana dan Mahabharata, sedangkan puisi (tembang) berupa tembang Jawa Kuno, yang disebut Katawen atau Kidung (di Jawa Tengah). 
2.4. Pengaruh Kebudayaan Agama Budha
            Inti ajaran agama Budha adalah dharma yaitu sejumlah aturan atau kewajiban yang harus dilakukan oleh pengikutnya sebagai bagian dari alamm semesta. Aturan tujuan ini adalah agar manusia memperoleh makna kehidupan yang sebenarnya, dapat melepaskan diri dari kekangan karma dan akhirnya mencapai kesempurnaan hidup yaitu di Nirwana. Menurut ajaran Budha kehidupan ini adalah akibat dari kehidupan di masa lalu, dan kehidupan masa yang akan datang ditentukan oleh kehidupan di masa kini.
            Kitab suci agama Buddha adalah tripitaka, dan dalam agama Buddha tidak mengenal kasta. Menurut kepercayaan agama Buddha, alam semesta di bagi 3 yaitu:
            1. kamandathu: tingkat paling rendah, di mana manusia masih dipengaruhi oleh nafsu yang jelek. Pada tahap ini manusia tidak ada bedanya dengan binatang buas.
            2. rupadhatu: yaitu tingkat kedua dimana manusia berusaha memerangi hawa nafsu yang jelek. Pada tahap ini manusia berjuang mengatasi godaan-godaan untuk melepaskan hawa nafsu yang jelek.
            3. Arupadhatu: yaitu tahap dimana manusia mencapai kesempurnaan terlepas dari urusan duniawi.
            Tokoh ajaran Buddha adalah sidharta Gautama atau sang Buddha Gautama. Keserdahanaan sang Budha dalah ciri utamanya yang diikuti oleh para bhiksu dan bhiksuini di vihara. Pakaian yang dimiliki hanya boleh 3 buah, sebuah mangkok untuk makan, jarum untuk menjahit baju da pisau untuk mencukur rambut. Mereka hidup hanya mengnadalkan derma dari pengikut Buddha lainnya di masyarakat. Kekayaan yang mereka miliki digambarkan sebagai stupa, sebagai gambaran dari tumpukan baju, mangkok yang ditelungkupkan dan tongkat/jarum di atasnya.
2.5. Pengaruh Kebudayaan Islam masuk ke Indonesia
Melalui para pedagang dari Gujarat (India) yang telah beragama Islam, dari Persia dan Arab. Bahkan sejak abad ke 7 sudah ada para pedagang Arab yang bermukim di Indonesia menetap di pantai barat Sumatera, yang diperkirakan di Barus untuk mendapatkan Kapur Barus. Dari batu nisan yang ditemukan di Sumatera diketahui bahwa di situ telah dimakamkan Sultan Malik As - Saleh yang meninggal tahun 1297. Samudera yang merupakan kerajaan di daerah Aceh bagian utara. Tentang telah adanya penganut Islam di daerah tersebut dapat diketahui dari berita Marco Polo yang telah singgah di sana pada tahun 1292. Kerajaan Samudra yang kemudian dikenal Samudra Pasai menjalin hubungan dagang dengan Jawa Timur. Sejalan dengan kegiatan perdagangan, maka Islam masuk ke pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Jawa Timur, dari sini kemudian menyebar ke Maluku sambil mencari rempah- rempah. Peranan Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam digantikan oleh Malaka. Tempat-tempat yang sudah memperoleh Islam baik melalui Samudra Pasal maupun Malaka, meneruskan penyebaran Islam ke daerah-daerah lainnya di Indonesia. Masuknya Islam di Indonesia menimbulkan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu kerajaan Demak (Rajanya R. Patah), kerajaan Banten (Sultan Hasanuddin), kerajaan Mataram (Sultan Adiwijaya). Pengaruh kebudayaan Islam terlihat dari:
1) Adanya bangunan-bangunan mesjid.
2) Bentuk makam.
3) Hasil kesusasteraan, misalnya: cerita tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman 1001 malam, dan hikayat Hang Tuah. 
2.6. Pengaruh Kebudayaan Barat
 Masuknya bangsa-bangsa barat di Asia tenggara khususnya di Indonesia pada abad 16 secara bertahap membawa bangsa Indonesia ke dalam lingkungan perdagangan Internasional dan bersamaan dengan itu secara bertahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia, yaitu secara berturut-turut bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan kemudian Belanda. Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya terbatas pada kegiatan perdagangan. Namun kemudian dari bangsa-bangsa tersebut tidak saja ingin memonopoli perdagangan, tetapi ingin berkuasa. Mereka menganggap dirinya di atas bangsa Indonesia dalam segala hal. Beberapa pengaruh dari kebudayaan barat antara lain:
1) Perubahan sikap hidup yang semula mementingkan kehidupan kerohanian, ramah tamah, dan gotong-royong, menjadi materialistis, dan  individualistis.
 2) Terbentuknya pusat-pusat pemerintahan: kota propinsi, kota kabupaten, kota distrik. Pusat kota adalah alun-alun yang dikelilingi gedung-gedung penting.
3) Terdapat dua lapisan sosial, yaitu kaum buruh dan pegawai. Kebudayaan dengan mentalitas pegawai masih mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia sampai sekarang.
4) Tersebarnya agama Kristen yang disiarkan oleh organisasi-organisasi penyiaran agama (Missie dan Zending). Penyiarannya terutama di daerah yang penduduknya belum terpengaruh Hindu, Budha atau Islam, antara lain Irian Jaya, Maluku Tengah, Maluku Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan pedalaman Kalimantan.
5) Bahasa dan kesenian serta ilmu pengetahuan.         
2.7. Pengaruh Budaya Asing Di Indonesia
      Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. sesuai namanya yaitu ”BARAT”  merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas.
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
2.8. Dampak Kebudayaan Luar terhadap Budaya Indonesia
            Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Berikut penjelasannya:
            a. Dampak Positif
1. Pola pikir dan sikap masyarakat yang berubah seiringnya dengan globalisasi dan modernisasi yang berkembang di Barat. Mengubah masyarakat menjadi berpikir rasional yang sebelumnya berpikir irasional
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat yang memberikan kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal di kehidupan bermasyarakat.
3. Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi yang canggih yang meningkatkan taraf hifup masyarakat dan mengurangi pengangguran.
      b. Dampak Negatif
1. Banyaknya produk impor yang menjadikan produk dalam negeri terpinggirkan.
2. Adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat masyarakat menjadi individu atau sudah tidak lagi butuh pertolongan antar masyarakat. Hal ini memacu adanya individualisme.
3. Berkembangnya gaya hidup ke barat-baratan, menjadikan hidup bebas. Hal ini yang menyebabkan sudah hilangnya moral atau perilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, dan malah menjadikan masyarakat menganut gaya hidup hedonis.


           













BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
           
           









3.2. Saran








Daftar Pustaka
Abduh Muhammad, dkk, (1982/1983). Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sumatera Barat, Depdikbud.   
Ali R. Moh, (1961). Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, Jakarta, Baratha. 
Ahmad Ya, dkk, (1982/1983). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Kalimantan Barat, Depdikbud 
Asmito., 1988, Sejarah kebudayaan Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
Atmowiloto Arswendo, (1986). Pengkhianatan G 30 S/PKI, Jakarta, Sinar harapan. 
Heru Sukardi, dkk, 1982/1983, Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Jawa Timur, Depdikbud. 
Idris Z.H. 1983, Sejarah untuk SMA, Jakarta, Penerbit Mutiara. 
Kartodirdjo Sartono, (1975). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Jilid 3, Jakarta, Depdikbud. 
_________________(1975). Sejarah Pergerakan nasional Indonesia Jilid 4, Jakarta, Depdikbud 
_________________(1982). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, Jakarta, Gramedia. 
Koentjaraningrat, 1983, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia. 
__________________1990, Pengantar limit Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta. 
4-204 Unit 4
Malik Adam, (1982). Riwayat Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Wijaya. 
Martamin Margani, dkk(1983). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperalisme dan kolonialisme di Sumatra Selatan, Depdikbud. 
Moehadi, 1985, Sejarah Indonesia, Modul 1-3, Jakarta: Universitas Terbuka. 
Notosusanto, N (1980). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 2 dan 3. Jakarta Depdikbud. 
Parakiti T. Simbolon, 1995, Menjadi Indonesia Merdeka, Jakarta: Kompas Gramedia.  
Sagimun, 1988, Peninggalan Sejarah: Masa Perkembangan Agama-Agama di Indonesia, Jakarta: CV Haji Masagung. 
Sartono Kartodihardjo, 1975, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
Schoorl, 1974, Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang, Diterjemahkan oleh RG Soekakadijo, Jakarta: Gramedia.  
Soekmono, 1990, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid 1, 2, dan 3, Yogyakarta: Kanisius. 
Taneo S. P. 2003. Manusia Dan Kebudayaan Indonesia (Bahan Ajar), Kupang, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar