DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang………………………………………………………………………………1
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...2
1.3
Tujuan Masalah……………………………………………………………………………...3
1.4
Metode Penulisan Makalah………………………………………………………………….3
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Kebudayaan Nasional……………………………………………………………………....4
2.2 Perkembangan Kebudayaan………………………………………………………………..4
2.3 Pengaruh Kebudayaan
Hindu……………………………………………………………....5
2.4 Pengaruh Kebudayaan Budha……………………………………………………………...7
2.5 Pengaruh Kebudayaan Islam ke
Indonesia…………………………………………………8
2.6 Pengaruh Kebudayaan
Barat……………………………………………………………….9
2.7 Pengaruh Budaya Asing di
Indonesia………………………………………………………9
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………………………...12
3.2
Saran-Saran………………………………………………………………………………...12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang berpikir dan
berakal, dengan pikiran itu ia menghasilkan berbagai alat dan cara untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Segala cara dan alat yang lahir atas
akal manusia itu disebut kebudayaan. Tidak satu pun manusia yang hidup tanpa
bantuan budaya, dan tidak ada budaya tanpa penciptaan oleh manusia. Budaya
adalah ciptaan manusia, tapi budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan
disebut superorganik. Manusia di suatu
tempat pasti memiliki kebudayaan maka menjadi masyarakat.
Kebudayaan
berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” atau Buddi yang artinya akal atau
budi. Jadi secara sederhana kebudayaan berarti hal-hal yang berkenaan dengan
kemmpuan budi atau akal. Dalam Bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, berarti upaya
manusia dalam mengolah atau memanfaatkan alam. Kalau kedua pengertian ini
digabung, berarti kebudayaan adalah segala akal manusia untuk memanfaatkan alam
agar ia dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Budaya merupakan suatu cerminan hidup suatu negara. Setiap
negara mempunyai cerminan atau budaya tersendiri dalam lika liku di kehidupannya
masing masing. Budaya juga merupakan warisan dari generasi ke generasi. Di
setiap negara pasti mempertahankan budayanya dari budaya asing. Indonesia sudah
berakulturasi dengan kebudayaan asing sejak lama. Terletaknya Indonesia di
pertengahan benua Asia dan Australia yang menjadikan jalur perdagangan pada
masa lampau. Sehingga menjadikan budaya Indonesia bercampur dengan budaya
asing.
Fakta yang terjadi sekarang, Indonesia sudah pudar dengan
budaya pribumi, yang sudah tertindas budaya asing. Budaya barat yang menjadi
modernitas dan cerminan trendsetter di Indonesia. Pengaruh budaya asing
mempunyai efek positif dan negatifnya.
Tetapi, dilihat dari minoritas, cenderung menyerap hal
negatif. Sayangnya, masyarakat Indonesia lebih mengamini kebudayaan Barat
sebagai bentuk kebebasan yang sebebas-bebasnya. Sudah banyak masyarakat yang
menganggap budaya Barat merupakan budaya yang peling benar. Hal inilah yang
tampak keliru karena budaya Barat tidak hanya melahirkan kebebasan. Seharusnya
masyarakat mencontohkan budaya barat untuk kemajuan negara Indonesia sendiri,
contohnya seperti teknologi yang maju di budaya asing.
Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lupa dan melalaikan
budaya dalam negeri sendiri mengakibatkan banyak budaya asli Indoensia tidak
lagi diakui bangsa lain. Sebagai negara berkembang, masyarakat indonesia
seharusnya meniru motivasi Barat untuk menjadi negara yang maju bukan malah
melalaikan budaya sendiri.
Kebudayaan berbeda antara suatu
masyarakat dengan masyarakat lain seperti orang Timor berbeda dengan orang Rote;
orang Jawa berbeda dengan orang Sunda; orang Manado berbeda dengan orang Irian
Jaya; orang Jakarta berbeda dengan orang Padang, yang walaupun tujuan sama
yaitu memenuhi kebutuhan pangan untuk itu kebudayaan merupakan salah satu bagian
dari kehidupan sosial kemasyarakatan.
Disamping itu juga
Globalisai merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau
oleh bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi
seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin
berkembang dengan pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat
Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukan, clubbing,
memakai pakaian ketat, bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di
Indonesia.
Kebudayaan orang-orang barat tersebut sifatnya negatif dan
cenderung merusak dan telah mengadi suatu kebiasaan yang membudaya. Sehingga
melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan bangsa indonesia
yang ketimuran.
Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia
bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing
tersebut. semua dampak positif dan negatif tersebut akan saya uraikan dalam
pembahasan.
1.2. Rumusan Masalah
Agar makalah ini dapat dipahami orang lain, maka saya buat
rumusan masalah agar isi makalah ini tidak keluar dari permasalahan. Berikut
adalah rumusan masalah yang akan kita bahas:
1. Mengapa budaya
asing dapat dengan mudah masuk ke Indonesia?
2. Melalui media apakah budaya asing masuk ke Indonesia?
3. Apa dampak masuknya budaya asing
tersebut bagi masyarakat Indonesia?
4. Apa yang harus kita lakukan agar
kita tidak terpengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya
kita?
1.3. Tujuan
Kita menyadari bahwa norma-norma dan
kebudayaan bangsa Indonesia yang dikenal sebagai budaya yang luhur dan santun
kini telah mulai tersisih akibat terpengaruh oleh kebudayaan asing. Oleh sebab
itu saya mempunyai tujuan-tujuan membuat makalah ini.
Tujuan-tujuan itu sebagai berikut :
1. Dapat menyeleksi budaya asing yang
masuk ke Indonesia dengan benar dan sebaik-baiknya.
2. Dapat mempertahankan budaya
Indonesia dari pengaruh budaya bangsa lain.
3. Agar kebudayaan Indonesia tetap
dikenal sebagai warisan budaya yang luhur dan unggul.
1.4. Metode Penulisan Makalah
Dalam menyelesaikan makalah ini,
penulis melakukan metode penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi
materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi
pustaka dari berbagai sumber buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Kebudayaan Nasional
Nama Indonesia
dikenal umum atau diterima umum pada tahun 1920-an. Nama Indonesia dikemukakan
oleh JR. Higan pada tahun 1850, sebelum Hegan, yaitu G. W. Earl mengemukakan
kata-kata Indu-Nesians dan Melayu-Nesians untuk penduduk asli kepulauan. Nama
Indonesia yang baru diterima umum pada tahun 1920-an itu berkembang sebagai
lambang persatuan nasional. Dengan demikian nama Indonesia digunakan untuk
menyebut nama negara termasuk rakyat, pemerintah, wilayah dan juga nama-nama
kebudayaan yang tumbuh di wilayah Indonesia. Kebudayaan nasional dibentuk oleh
unsur-unsur kebudayaan suku/kebudayaan daerah yang masuk ke daerah kebudayaan
lain dan diterima oleh daerah lain tersebut. Di Indonesia, kebudayaan daerah
sangat banyak jumlahnya yang tersebar di daerah-daerah. Dalam UUD 1945 pasal 32
beserta penjelasannya dikemukakan bahwa Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan
daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia, serta berkembang sepanjang
sejarah. Kebudayaan dari luar dapat memperkaya kebudayaan nasional. Pembinaan dan
pengembangan kebudayaan nasional harus dilakukan bersama- sama dengan pembinaan
bangsa.
2.2. Perkembangan Kebudayaan
Karena kebudayaan adalah semua hasil
pengetahuan dan ciptaan manusia yang diperleh dari belajar. Dan system
pengetahuan manusia terus berkembang dari mulai ada di bumi sampai sekarang,
maka tentu saja segala sesuatu yang dihasilkan manusia itu sudah sangat banyak.
Aspek kebudayaan dapat hilang bila
kurang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan diganti oleh aspek lain
yang lebih berdaya guna. Sebaliknya aspek yang lain bisa bertambah sesuai
dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perubahan kebudayaan ini dapat
disebabkan oleh faktor dari dalam (internal) masyarakat itu sendiri dan dapat
pula oleh faktor yang berasal dari luar (eksternal) masyarakat itu sendiri.
Faktor yang berasal dari dalam:
1.
adanya kejenuhan individu terhadap system nilai yang berlaku dalam masyarakat.
2.
Adanya individu yang menyimpang dari system yang berlaku, bila penyimpangan ini
dibiarkan maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya.
3.
Adanya penemuan baru yang diterima oleh anggota masyaraat dan membawa perubahan
kebudayaan
4.
Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk.
Faktor yang berasal dari luar masyarakat misalnya:
a.
bencana alam: gunung meletus, gempa, banjir
b.
peperangan
c.
kontak dengan masyarakat lain yang berbeda dengan budayanya
Ada 3 bentuk difusi yaitu:
1.
Difusi ekspansi: suatu proses di mana informasi atau material menjalar dari
satu daerah ke daerah yang lain semakin lama semakin meluas
Contoh:
urbanisasi, berita dari Koran atau TV
2.
Difusi relokasi: Informasi atau materi pindah meninggalkan daerah asal suatu
daerah baru
Contoh:
transmigrasi
3.
Difusi cascade atau bertingkat: penjalaran melalui tingkatan, dari atas ke bawah
yang disebut top down.
Contoh:
keutuhan sarana jalan dari masyarakat, diteruskan ke kepala desa, ke camat,
bupati, dan seterusnya
2.3. Pengaruh Kebudayaan Hindu
Masuknya pengaruh Hindu (India) ke Indonesia telah
menimbulkan berbagai pendapat yang pada dasarnya mengemukakan golongan manakah
dalam masyarakat Hindia yang mempunyai peranan dalam proses penyebaran pengaruh
tersebut.
Menurut teori Waisya, yang dikemukakan oleh N. J. Krom,
bahwa proses penyebaran kebudayaan Hindu adalah kelompok pedagang yang kemudian
bergaul dan bercampur dengan masyarakat setempat. Menurut teori Brahmana, yang
dikemukakan oleh J. C. Van Leur, bahwa golongan Brahmalah yang mempunyai
peranan dalam penyebaran tersebut. Dari kedua teori di atas peranan orang
Indonesia tidak dikemukakan. Teori arus balik yang dikemukakan oleh F. D. K.
Bosch bahwa proses penyebaran kebudayaan Hindu di Indonesia, orang- orang
Indonesia turut menentukan karena mereka mempunyai peranan aktif sejak menuntut
ilmu di perguruan tinggi di India sampai kepada proses penyebarannya di
kalangan masyarakat Indonesia. Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia
menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia
meliputi kehidupan politik. ekonomi, sosial dan kebudayaan.
a. Pengaruh Kebudayaan Hindu dalam
Bidang Politik.
Sebelum terpengaruh
kebudayaan Hindu bangsa Indonesia sudah mempunyai susunan masyarakat teratur,
antara lain memiliki paham Primus Inter Paras, Primus Inter Paras ini berarti
yang pertama dari sesama, misalnya dalam hal penentuan kepala suku. Dengan
adanya pengaruh kebudayaan Hindu maka sistem demokrasi Primus Inter Paras
diganti dengan sistem kerajaan. Raja dianggap sebagai keturunan dewa, misalnya
Raja Mulawarman dianggap titisan dewa Syiwa. Raja Purnawarman sebagai titisan
dewa Wisnu, begitu juga Erlangga dianggap titisan Dewa Wisnu. Kedudukan Raja
menjadi turun- temurun dan raja menjadi pusat segala-galanya. Kebudayaan Hindu
banyak menimbulkan kerajaan-kerajaan di Indonesia, antara lain: 1) Kerajaan
Kutai, berdiri sekitar abad 14. Rajanya yang terkenal yaitu Mulawarman (Cucu
Raja Kundunga). Kerajaan Kutai menganut agama Hindu Syiwa. 2) Kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri di abad ke 5 diperintah oleh
Purnawarman, seorang penganut agama Hindu Wisnu. Kerajaan ini berlokasi pada
tepi sungai Citarum (Daerah Bekasi sekarang). Kerajaan Tarumanegara berakhir
pada abad ke 7, akibat serbuan dari Sriwijaya. 3) Kerajaan Sriwijaya. Berdiri
pada abad ke 7 yang diperkirakan terletak di sekitar Palembang. Kerajaan ini
menjadi pusat pendidikan agama Budha terbesar di Asia Tenggara. Pada abad ke 8
Sriwijaya berhasil menguasai politik dan perdagangan di Indonesia, karena selat
Malaka, selat
Karimata, selat Sunda dan daerah Bogor yang merupakan
daerah-daerah strategis telah dikuasai. Di bawah pemerintahan Raja Bala Putra
Desa kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Setelah mendapat saingan dalam
percaturan politik dan kerajaan Singosari maka Sriwijaya mengalami kemunduran
bahkan keruntuhan. 4) Kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Sejarah politik di Jawa Timur dibagi dalam
empat periode: # Periode kerajaan Medang (Raja Sindok dan Raja Erlangga). #
Periode Kerajaan Kediri # Periode Kerajaan Singosari (Ken Arok) # Periode
Kerajaan Majapahit (Wijaya)
b. Pengaruh Kebudayaan Hindu Bidang
Ekonomi
Pengaruh yang paling dominan dalam bidang ekonomiadalah
sebagai berikut. 1) Timbulnya golongan-golongan pedagang, saudagar yang
termasuk Kasta Waisya. 2) Kepulauan Nusantara makin dikenal oleh dunia karena
hasil buminya. 3) Perdagangan innatura mulai berkurang, karena mata uang emas
dan perak digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Pengaruh Kebudayaan Hindu di
Bidang Sosial.
Adanya sistem kasta
yang merubah masyarakat Indonesia yang bercorak demokratis dan bersifat gotong
royong. Kasta-kasta itu adalah Kasta Brahmana (para pendeta pimpinan upacara
keagamaan), Kasta Satria (para Raja dan Panglima perang). Kasta Waisya (para
saudagar, pedagang) dan Kasta Sudra (petani, hamba sahaya dan para budak).
d. Pengaruh Kebudayaan Hindu di
Bidang Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan
Hindu ini yaitu di bidang seni bangunan candi, seni sastra dan seni patung. 1)
Bangunan candi Candi yaitu bangunan tempat pemujaan. Di dalam candi tersimpan
sajian dan arca pemujaan. Bangunan candi di Indonesia dibagi dalam dua langgam
yaitu Langgam Jawa Tengah yang terdiri dari langgam Jawa Tengah Utara, contoh :
Kompleks Candi Dieng, Kompleks Candi Gedong Songo dan Langgam Jawa Tengah
Selatan, contoh Kompleks Candi Borubudur, Kompleks Candi Prambanan, dan
Kompleks Candi
Sewu yang bersifat ke-budha-budhaan juga Mendut, Langgam
Jawa Timur, contoh: Candi Panataran, dan Candi Singosari. 2) Seni Patung dan
Seni Ukir. Seni patung/seni ukir erat hubungannya dengan keagamaan. Seni patung
di Indonesia pada zaman Hindu dibagi dalam dua bagian, yaitu patung dewa-dewa
agama Hindu dan patung dewa-dewa agama Hindu terdiri dari patung Syiwa, Wisnu
dan patung Brahma. Patung dewa-dewa agama Budha yaitu patung Dhayani, Budha,
manusia Budha dan Dhayani Boddhissatwa. 3) Seni Sastra Berbentuk prosa dan
puisi. Prosa misalnya cerita Ramayana dan Mahabharata, sedangkan puisi
(tembang) berupa tembang Jawa Kuno, yang disebut Katawen atau Kidung (di Jawa
Tengah).
2.4. Pengaruh Kebudayaan Agama Budha
Inti ajaran agama Budha adalah
dharma yaitu sejumlah aturan atau kewajiban yang harus dilakukan oleh
pengikutnya sebagai bagian dari alamm semesta. Aturan tujuan ini adalah agar
manusia memperoleh makna kehidupan yang sebenarnya, dapat melepaskan diri dari
kekangan karma dan akhirnya mencapai kesempurnaan hidup yaitu di Nirwana.
Menurut ajaran Budha kehidupan ini adalah akibat dari kehidupan di masa lalu,
dan kehidupan masa yang akan datang ditentukan oleh kehidupan di masa kini.
Kitab suci agama Buddha adalah
tripitaka, dan dalam agama Buddha tidak mengenal kasta. Menurut kepercayaan
agama Buddha, alam semesta di bagi 3 yaitu:
1. kamandathu: tingkat paling
rendah, di mana manusia masih dipengaruhi oleh nafsu yang jelek. Pada tahap ini
manusia tidak ada bedanya dengan binatang buas.
2. rupadhatu: yaitu tingkat kedua
dimana manusia berusaha memerangi hawa nafsu yang jelek. Pada tahap ini manusia
berjuang mengatasi godaan-godaan untuk melepaskan hawa nafsu yang jelek.
3. Arupadhatu: yaitu tahap dimana
manusia mencapai kesempurnaan terlepas dari urusan duniawi.
Tokoh ajaran Buddha adalah sidharta
Gautama atau sang Buddha Gautama. Keserdahanaan sang Budha dalah ciri utamanya
yang diikuti oleh para bhiksu dan bhiksuini di vihara. Pakaian yang dimiliki
hanya boleh 3 buah, sebuah mangkok untuk makan, jarum untuk menjahit baju da
pisau untuk mencukur rambut. Mereka hidup hanya mengnadalkan derma dari
pengikut Buddha lainnya di masyarakat. Kekayaan yang mereka miliki digambarkan
sebagai stupa, sebagai gambaran dari tumpukan baju, mangkok yang ditelungkupkan
dan tongkat/jarum di atasnya.
2.5. Pengaruh Kebudayaan Islam masuk
ke Indonesia
Melalui para pedagang dari Gujarat (India) yang telah
beragama Islam, dari Persia dan Arab. Bahkan sejak abad ke 7 sudah ada para
pedagang Arab yang bermukim di Indonesia menetap di pantai barat Sumatera, yang
diperkirakan di Barus untuk mendapatkan Kapur Barus. Dari batu nisan yang
ditemukan di Sumatera diketahui bahwa di situ telah dimakamkan Sultan Malik As
- Saleh yang meninggal tahun 1297. Samudera yang merupakan kerajaan di daerah
Aceh bagian utara. Tentang telah adanya penganut Islam di daerah tersebut dapat
diketahui dari berita Marco Polo yang telah singgah di sana pada tahun 1292.
Kerajaan Samudra yang kemudian dikenal Samudra Pasai menjalin hubungan dagang
dengan Jawa Timur. Sejalan dengan kegiatan perdagangan, maka Islam masuk ke
pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Jawa Timur, dari sini kemudian menyebar ke
Maluku sambil mencari rempah- rempah. Peranan Samudra Pasai sebagai pusat
perdagangan dan pusat penyebaran Islam digantikan oleh Malaka. Tempat-tempat
yang sudah memperoleh Islam baik melalui Samudra Pasal maupun Malaka,
meneruskan penyebaran Islam ke daerah-daerah lainnya di Indonesia. Masuknya
Islam di Indonesia menimbulkan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan
Islam pertama di Jawa yaitu kerajaan Demak (Rajanya R. Patah), kerajaan Banten
(Sultan Hasanuddin), kerajaan Mataram (Sultan Adiwijaya). Pengaruh kebudayaan
Islam terlihat dari:
1)
Adanya bangunan-bangunan mesjid.
2)
Bentuk makam.
3)
Hasil kesusasteraan, misalnya: cerita tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman 1001
malam, dan hikayat Hang Tuah.
2.6. Pengaruh Kebudayaan Barat
Masuknya
bangsa-bangsa barat di Asia tenggara khususnya di Indonesia pada abad 16 secara
bertahap membawa bangsa Indonesia ke dalam lingkungan perdagangan Internasional
dan bersamaan dengan itu secara bertahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia,
yaitu secara berturut-turut bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan kemudian
Belanda. Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya terbatas pada kegiatan
perdagangan. Namun kemudian dari bangsa-bangsa tersebut tidak saja ingin
memonopoli perdagangan, tetapi ingin berkuasa. Mereka menganggap dirinya di
atas bangsa Indonesia dalam segala hal. Beberapa pengaruh dari kebudayaan barat
antara lain:
1) Perubahan sikap hidup yang semula mementingkan kehidupan
kerohanian, ramah tamah, dan gotong-royong, menjadi materialistis, dan individualistis.
2) Terbentuknya
pusat-pusat pemerintahan: kota propinsi, kota kabupaten, kota distrik. Pusat
kota adalah alun-alun yang dikelilingi gedung-gedung penting.
3) Terdapat dua lapisan sosial, yaitu kaum buruh dan
pegawai. Kebudayaan dengan mentalitas pegawai masih mempengaruhi kehidupan
masyarakat Indonesia sampai sekarang.
4) Tersebarnya agama Kristen yang disiarkan oleh
organisasi-organisasi penyiaran agama (Missie dan Zending). Penyiarannya
terutama di daerah yang penduduknya belum terpengaruh Hindu, Budha atau Islam,
antara lain Irian Jaya, Maluku Tengah, Maluku Selatan, Sulawesi Utara dan
Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan pedalaman Kalimantan.
5) Bahasa dan kesenian serta ilmu pengetahuan.
2.7. Pengaruh Budaya Asing Di
Indonesia
Dari sekian banyak budaya asing yang
masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. sesuai namanya yaitu
”BARAT” merupakan produk perkembangan di
bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara
Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan
kolektivitas.
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah
Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya
telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga
kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam
sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen
nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu
budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat
yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri
dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia.
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi
negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh
tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu
saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas
Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara
jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh
tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang
telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik
dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya
negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita
sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang
menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat
dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan
jenis.
2.8. Dampak Kebudayaan Luar terhadap
Budaya Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya
membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh
tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Berikut
penjelasannya:
a. Dampak Positif
1. Pola pikir dan sikap masyarakat yang berubah seiringnya
dengan globalisasi dan modernisasi yang berkembang di Barat. Mengubah
masyarakat menjadi berpikir rasional yang sebelumnya berpikir irasional
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat yang
memberikan kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju
dalam segala hal di kehidupan bermasyarakat.
3. Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai
alat transportasi dan komunikasi yang canggih yang meningkatkan taraf hifup
masyarakat dan mengurangi pengangguran.
b. Dampak Negatif
1. Banyaknya produk impor yang menjadikan produk dalam
negeri terpinggirkan.
2. Adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan
teknologi yang semakin canggih membuat masyarakat menjadi individu atau sudah
tidak lagi butuh pertolongan antar masyarakat. Hal ini memacu adanya
individualisme.
3. Berkembangnya gaya hidup ke barat-baratan, menjadikan
hidup bebas. Hal ini yang menyebabkan sudah hilangnya moral atau perilaku yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat, dan malah menjadikan masyarakat menganut
gaya hidup hedonis.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Daftar Pustaka
Abduh
Muhammad, dkk, (1982/1983). Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan
Kolonialisme di Sumatera Barat, Depdikbud.
Ali
R. Moh, (1961). Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, Jakarta, Baratha.
Ahmad
Ya, dkk, (1982/1983). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme
di Kalimantan Barat, Depdikbud
Asmito.,
1988, Sejarah kebudayaan Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Atmowiloto
Arswendo, (1986). Pengkhianatan G 30 S/PKI, Jakarta, Sinar harapan.
Heru
Sukardi, dkk, 1982/1983, Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme
di Jawa Timur, Depdikbud.
Idris
Z.H. 1983, Sejarah untuk SMA, Jakarta, Penerbit Mutiara.
Kartodirdjo
Sartono, (1975). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Jilid 3, Jakarta,
Depdikbud.
_________________(1975).
Sejarah Pergerakan nasional Indonesia Jilid 4, Jakarta, Depdikbud
_________________(1982).
Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, Jakarta, Gramedia.
Koentjaraningrat,
1983, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia.
__________________1990,
Pengantar limit Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
4-204
Unit 4
Malik
Adam, (1982). Riwayat Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Wijaya.
Martamin
Margani, dkk(1983). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperalisme dan kolonialisme di
Sumatra Selatan, Depdikbud.
Moehadi,
1985, Sejarah Indonesia, Modul 1-3, Jakarta: Universitas Terbuka.
Notosusanto,
N (1980). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 2 dan 3. Jakarta Depdikbud.
Parakiti
T. Simbolon, 1995, Menjadi Indonesia Merdeka, Jakarta: Kompas Gramedia.
Sagimun,
1988, Peninggalan Sejarah: Masa Perkembangan Agama-Agama di Indonesia, Jakarta:
CV Haji Masagung.
Sartono
Kartodihardjo, 1975, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Schoorl,
1974, Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang
Berkembang, Diterjemahkan oleh RG Soekakadijo, Jakarta: Gramedia.
Soekmono,
1990, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid 1, 2, dan 3, Yogyakarta:
Kanisius.
Taneo
S. P. 2003. Manusia Dan Kebudayaan Indonesia (Bahan Ajar), Kupang, Sekolah
Tinggi Ilmu Bahasa Asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar