Sabtu, 29 Oktober 2016

SIFAT-SIFAT UMUM AKTIFITAS MANUSIA YANG BERPERAN DALAM PROSES PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Sejak zaman Atena Yunani kuno, masalah person manusia sudah ditelaah dan dalam cara melihatnya selalu dihadapkan pada kenyataan individu itu berbeda satu sama lain, sekalipun sebagian besar manusia menganut keyakinan, bahwa “Semua manusia diciptakan sama”. Seperti juga zaman Yunani Kuno, para filosof abad modern pun berkeyakinan, bahwa person manusia itu bervariasi dalam skala yang amat lebar,dari yang bodoh sampai pada genius, dari yang amat jahat sampai pada yang berbudi luhur, dan dari yang sangat beremosi dengan pribadi yang tidak stabil sampai pada yang amat stabil.
            Sejarah pemikiran manusia tentang keanehan person manusi telah meletakkan dua idealism berpikir. Ideallisme pertama menganut falsafah bahwa “ semua manusia adalah sama “. Di dalam diri setiap manusia terdapat potensi yang dapat dikembangkan seluas-luasnya, hampir-hampir tidak terbatas. Yang penting sediakanlah sebesar-besarnya kesempatan yang sama untuk semua orang. Paham ini amat demokratis.
            Iddealisme kedua, sebaliknya, amat menekankan pada anggapan bahwa perbedaan-perbedaaan antar manusia adalah dasar segala-galanya dan tidak bias dimusnahkan. Setiap masyarakat mengandung unsur-unsur perbedaan ini yang akan menjadi daya pendorong terbentuknya kehidupan bersama. Sistem kasta di India adalah salah satu contoh dari idealism ini.
            Perkembangan dalam bidang pengukuran perbedaan-perbedaan individual berjalan terus dan akhirnya mengambil bentuk menjadi ilmu pengetahuan baru atau new science. Terdapat dua pernyataan yang komprehensif tentang tujuan dan metode pengetahuan baru ini. Pertama dari Binet dan Henri (1895) yang merumuskan ada dua tujuan ilmu baru ini, pertama, untuk mempelajari secara mendalam tentang esensi dan tingkat perbedaan-perbedaan individual dalam proses psikologis. Kedua, untuk menemukan bagaimana saling keterkaitan berbagai proses mental dalam diri individu dan fungsi- fungsi apa yang paling menentukan.

1.2. Rumusan masalah
1. Apa peranan mereka dalam pendidikan?
            2. Bagaimana Sifat-sifat individu yang berperan dalam pendidikan?
            3. Bagaimana pengaruh sifat-sifat tersebut tehadap proses pendidikan?
            4. Siapa saja individu yang berperan dalam pendidikan?
1.3. Tujuan
            Adapun tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah:
        1. Membandingkan dan mempertentangkan berbagai pandangan tentang pembelajaran dan perkembangan anak.
            2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan karakteristik dan pola perkembangan intelegensi, kognisi, bahasa, kepribadian dan perkembangan fisik anak-anak sekolah dasar.
        3. Menjelaskan berbagai strategi belajar dan pembelajaran yang mungkin dapat dikembangkan berdasarkan dan sesuai dengan karakteristik dan pola perkembangan anak.
1.4. Metode Penulisan Makalah
            Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi pustaka dari berbagai sumber buku.


                   


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peranan Individu dalam pendidikan
1. Orang tua atau keluarga
        Keluarga terutama orang tua, memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Karena pendidikan pertama di mulai dari lingkungan keluarga. Ketika seorang anak lahir, ia belum tau apa-apa, belum mengenal siapa dirinya orang tua lah yang mengasuhnya, merawatnya, dan secara tidak langsung memberikan pendidikan bagi anak tersebut.
        Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan, lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama karena sebagian besar kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak di terima anak adalah di dalam keluarga.
        Menurut Hasbullah (1997), dalam tulisnya tentang dasar-dasar ilmu pendidikan, bahwa keluarga sebagai lembaga keluarga memiliki beberapa peranan yaitu berperan dalam perkembangan kepribadian anak dan mendidik anak di rumah, serta berpean dalam mendukung pendidikan di sekolah
        Peranan keluarga dalam pembentukkan kepribadian dan mendidik anak di rumah:
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral anak
4. meletakkan dasar-dasar pendidikan sosial
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama
6. Menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang utuh
7. Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak
8. Memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang beguna bagi kehidupan kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri
2. Peranan keluarga dalam mendukung pendidikan anak di sekolah:
1. Orang tua mengawasi anak membuata pekejaan rumah dan memotivasi serta membimbing anak dalam belajar
2. orang tua bekerja sama dengan sekolah dan guru dalam mengatasi kesulitan belajar anak
3. Orang tua harus mempehatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai usahanya
3. Guru atau Dosen
        Efektifitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru atau pendidik. Abin Syamsyudin (2003). Mengemukakkan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :
1.      Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan prilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik.
2.      Konservator (pemeliharaan) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan.
3.      Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik.
4.      Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
5.      Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskan) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).

Sedangkan dalam pengertian yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :
1.      Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukannya di dalam proses belajar mengajar;
2.     Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajat sesuai dengan rencana, dimana ia bertindak sebagai seorang sumber, konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung.
3.      Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran berdasarkan kreteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai :
1.       Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;
2.      Wakil masyarakan di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan  masyarakat dalam pendidikan;
3.       Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus diajarkannya;
4.      Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik melaksanakan disiplin;
5.       Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat   berlangsung dengan baik;
   Dipandang dari segi diri-pribadinya, seorang guru memiliki peran sebagai :
1.       Pekerja sosial, yaitu seorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat;
2.      Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya;
3.       Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta didik di sekolah;
4.      Model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh oleh para peserta didik; dan
5.       Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan gurunya.

  Dari sudut pandang secara psikologi, guru berperan sebagai :
1.       Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagi pendidik;
2.      Seniman dalam hubungan antar manusia, artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
3.       Pembentuk kelompok, yaitu mampu membentuk dan menciptakan kelompok serta aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
4.      Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan untuk membuat suatu hal yang baik ; dan
5.       Petugas kesehatan mental, artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
      Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peran utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan dan memfasilitasi proses belajar. Yang dimaksud keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti tata letak tempat duduk.disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran.
4.      Siswa atau Mahasiswa
Siswa ataupun mahasiswa yang biasa disebut dengan peserta didik adalah aktor penting yang menjalankan peran utama dalam dunia pendidikan. Karena dalam dunia pendidikan yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah, ataupun Perguruan Tinggi dan pendidikan untuk orang dewasa lainnya.
Tugas atau peran utama sebagai peserta didik di dalam dunia pendidikan adalah belajar. Dengan semakin meningkatnya peran peserta didik dalam dunia pendidikan.
5.      Teman Sebaya
Lingkungan yang baik akan membantu anak untuk belajar. Di lingkungan yang kondusif, anak akan lebih mudah untuk menerima pelajaran
Teman sebaya atau sahabat sangat berperan dalam pembelajaran sosialisasi bagi anak. Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran kepribadian sosial yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara mendekati orang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat Ia juga belajar apa yang disebut jujur saat ia melakukan permainan bersama teman sebayanya.

2.2.  Sifat – Sifat Individu yang Berperan dalam Pendidikan
Individu berasal dari kata latin “individuum”, yang artinya “yang tak terbagi”. Menurut Dr. A. Lysen, kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Jadi individu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.
Setiap orang berbeda-beda, setiap individu adalah manusia yang khas, memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Dari segi fisik mungkin mirip, misalnya pada orang kembar, tetapi dari segi kepribadian atau sifatnya, sangat sulit kita menemukan orang yang sama persis.

Berikut ini merupakan sifat-sifat umum aktivitas manusia :
1.         Perhatian
Kata perhatian, tidaklah selalu digunakan dalam arti yang sama. Beberapa contoh dapat menjelaskan hal ini.
a.       Dia sedang memperhatikan contoh yang sedang diberikan oleh dosennya.
b.      Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru itu
Dalam mengemukakan perhatian dapat ditempuh dengan cara menggolong-golongkan perhatian tersebut menurut cara tertentu. Adapun golongan-golongan atau macam-macam perhatian tersebut adalah sebagai berikut :
 a.       Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, yang dibedakan menjadi dua yakni ,  Perhatian intensif, dan    Perhatian tidak intensif.
b.      Atas dasar cara timbulnya, perhatian yang dibedakan menjadi dua yakni , Perhatian spontan (perhatian tak disengaja) dan  Perhatian sekehendak (perhatian disengaja).
c.       Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian ini dibedakan menjadi dua yakni , Perhatian terpencar (distributif), dan    Perhatian terpusat (konsentratif).

2.         Pengamatan
Cara mengenal objek yang biasa di sebut mengamati , manusia mengenal dunia baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya dengan melihat, mendengar, membau, atau mengecap. Sedangkan melihat, mendengar, dan seterusnya itu disebut modalitas pengamatan. Berikut ini dikupas secara singkat masing-masing modalitas tersebut.
a.       Penglihatan       
Ada tiga macam penglihatan, yaitu :
1)      Penglihatan terhadap bentuk, penglihatan terhadap objek yang berdimensi dua.
2)      Penglihatan terhadap warna, yaitu penglihatan terhadap objek psikis dari warna. Yang  
    menyangkut nilai-nilai psikologis dari warna seperti ,
a)      Nilai efektif dari warna.
b)      Nilai lambang atau simbolis dari warna.
c)      Penglihatan terhadap bentuk.
 3) Penglihatan terhadap bentuk, yaitu penglihatan terhadap objek berdimensi tiga.

b.      Pendengaran
Mendengar atau mendengarkan adalah menangkap atau menerima suara melalui indra pendengaran. Satu hal yang dirasa penting yaitu pendengaran yang ada hubungannya dengan masalah Gestalt. Gestalt ruang pada penglihatan akan berhubungan dengan Gestalt waktu pada pendengaran..Jadi apa yang telah terdengar dan baru saja terdengar secara bersama-bersama membentuk suatu kesatuan yang mengatasi sifat dari keterbatasan daripada waktu.
c.       Perabaan
Perabaan mengandung dua pengertian, yaitu :
1)      Perabaan sebagai perbuatan aktif yang juga mencakup indra kinestesi
2)      Perabaan sebagai pengalaman secara pasif yang juga mencakup beberapa indra untuk sentuh dan tekanan, pengamatan panas, pengamatan dingin, pengamatan sakit dan indra vibrasi.
d.      Pembauan atau Penciuman
Membau atau mencium adalah menangkap objek yang berupa bau-bauan dengan menggunakan hidung sebagai alat pembau. Kuat lemahnya penangkapan objek pembauan sangat tergantung pada dua hal yaitu :
1)      Kuat lemahnya rangsangan atau kualitas objek pembauan.
2)      Kepekaan fungsi saraf pada hidung.
e.       Pengecapan
Mengecap adalah menangkap objek yang berupa kualitas rasa benda atau sesuatu dengan menggunakan lidah sebagai alat pengecap. Dalam pengecapan, indra kita hanya peka terhadap empat macam rasa pokok, yaitu manis, asin, asam, dan pahit.
Dengan lima macam modulitas tersebut membantu pengamatan kita bekerja. Dengan mengamati, seseorang dapat mengenal dunia nyata yang sangat menentukan perkembangan pribadi seseorang.
3.         Tanggapan dan Variasinya
Tanggapan biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikemukakan adanya tiga macam tanggapan, yaitu :
a.       Tanggapan masa lampau yang sering disebut tanggapan ingatan
b.      Tanggapan masa sekarang yang sering disebut sebagai tanggapan imajinatif
c.       Tanggapan masa mendatang yang disebut tanggapan antisipatif.
Tanggapan sangat penting peranannya dalam tingkah laku, maka pendidikan hendaknya mampu mengembangkan dan mengontrol tanggapan-tanggapan yang ada pada anak didik, sehingga dengan demikian akan berkembang suatu kondisi motivasi untuk belajar bagi anak didik.
4.         Fantasi
Fantasi merupakan aktifitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertimbangan dari tanggapan-tanggapan lama yang telah ada. Dengan demikian aktivitas imajinasi itu melampaui dunia nyata.
Fungsi dari fantasi, yaitu :
a.       Dengan fantasi seseorang dapat memahami atau mengerti sesama manusia
b.      Dengan fantasi seseorang dapat memahami atau kultur orang lain
c.       Dengan fantasi seseorang dapat keluar dari ruang dan waktu, misalnya dalam mempelajari ilmu bumi dan sejarah.
d.      Fantasi dapat melepaskan seseorang dari kesukaran dan permasalahan serta melupakan kegagalan atau kesan-kesan buruk
e.       Fantasi dapat membantu seseorang mencari keseimbangan batin
f.       Fantasi memungkinkan seseorang untuk dapat membuat perencanaan masa mendatang
Karena banyaknya fungsi fantasi bagi kehidupan manusia, maka pendidikan hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak didik secara sehat.
5.         Ingatan
Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif. Fungsi ingatan itu sendiri meliputi tiga aktifitas, yaitu :
a.       Mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan
b.      Menyimpan kesan-kesan
c.       Memproduksi kesan-kesan
Ingatan sangat berfungsi dalam proses belajar. Daya ingat tiap siswa berbeda jadi para pendidik tidak boleh hanya melakukan satu penerapan metode belajar, hendaknya menggunakan metode yang tepat, pembagian waktu belajar yang tepat, serta kondisi belajar yang tepat.
6.         Pikiran
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. Berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Yang dimaksud pengetahuan disini mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia.
Ada tiga langkah dalam berfikir, yaitu :
a.       Pembentukan pengertian, dengan melalui proses : mendeskripsikan ciri-ciri objek yang sejenis,.
b.      Pembentukan pendapat merupakan peletakan hubungan antar dua buah. hubungan itu dapat dirumuskan secara verbal berupa :
-          Pendapat menolak, yaitu tidak menerima ciri dari suatu hal.
-          Pendapat menerima atau mengiyakan, yaitu menerima sifat dari suatu hal
-          Pendapat ansumtif, yaitu mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal.
c.       Pembentukan keputusan, ini merupakan penarikan kesimpulan yang berupa keputusan. Keputusan adalah hasil pekerjaan akal yang berupa pendapat baru. Mengenai keputusan ini dapat dibedakan atas :
-          Keputusan induktif, yang diambil dari pendapat khusus membentuk suatu pendapat umum.
-          Keputusan deduktif, yang diambil dari pendapat umum membentuk pendapat khusu
-          Keputusan analogis, yang diambil dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan suatu pendapat dengan pendapat khusus yang telah ada.
Setiap keputusan yang diambil merupakan hasil pekerjaan akal melalui pikiran. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya memberikan bimbingan yang sebaik-baiknya bagi perkembangan akal anak didik, dengan cara :
a.       Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasa pada anak didik
b.      Membimbing pikiran anak didik dengan memberikan sejumlah pengetahuan kunci yang fungsional bagi keterampilan berfikir anak.
c.       Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
7.         Perasaan
        Perasaan diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal. Perasaan banyak mendasari dan mendorong tingkah laku manusia. Dengan menciptakan perasaan baik seperti rasa sehat, rasa segar, rasa senang, rasa puas, dapat menambah semangat belajar anak didik.
















BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
1.      Dalam proses pendidikan, individu tidak dapat berdiri sendiri tetapi bergantung terhadap individu-individu lain. Individu-individu yang berperan dalam pendidikan baik formal maupun nonformal antara lain : pendidik, peserta didik, orang tua atau keluarga, teman sebaya atau sahabat.
2.      Peranan mereka antara lain
Orang tua : sebagai contoh pertama pendidikan anak
Pendidik : memberikan pendidikan formal kepada anak didik
Peserta didik : sebagai penerima pendidikan
Teman sebaya : sebagai tempat pengenalan proses sosialisasi
3.      Sifat-sifat individu yang berperan dalam pendidikan yaitu :
-          Pengamatan
-          Tanggapan dan variasinya
-          Fantasi
-          Ingatan
-          Pikiran
-          Perhatian
-          Perasaan
4.      Semua sifat-sifat individu memberikan pengaruh besar terhadap proses pendidikan tetapi diantara sifat-sifat yang ada hanya intelegensilah yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap proses pendidikan.

3.2 Saran
Saran yang dapat sampaikan dari paparan di atas yaitu sebaiknya individu-individu yang berperan dalam proses pendidikan lebih mengembangkan sifat-sifat dan peran yang positif agar lebih memajukan serta mengoptimalkan pendidikan yang telah ada dan untuk proses pendidikan ke depan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu; Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Wawasan Kependidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta                 
Sumaatmadja, H. Nursid; dkk. 2003. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar