KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karena atas
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “MENGEMBANGKAN
BAKAT DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Disamping itu juga berharap makalah ini mampu menjelaskan tentang Bakat dan Kreativitas Pesserta Didik yang bertujuan agar dapat menunjang
pengetahuan para mahasiswa pada khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Perkembangan Belajar
Peserta Didik “Drs. I Nengah Suadnyana, M.Pd” karena telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan
makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih.
Denpasar,
25 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….....i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...............1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………..2
1.3
Tujuan…………………………………………………………………………………………3
1.4 Metode Penulisan
Makalah……………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bakat Perkembangan……………………………………………………………..4
2.2 Cara Menyalurkan Bakat…………………………………………………………………….5
2.3. Cara
Meningkatkan Kreativitas Anak……………………………………………………….6
2.4. Perkembangan Kreativitas…………………………………………………………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..13
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memahami peserta didik, merupakan
sikap Pemimpin Satuan, Pelatih, Pimpinan Kwartir yang harus dimiliki dan
dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi/tuntutan peserta didik dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program peserta didik, maka
kegiatan kepanduan akan dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka, sehingga
kegiatan yang menarik dan menyenangkan.
Beberapa
dasar pertimbangan perlunya memahami peserta sebagai berikut :
a.
Sifat umum
1.
Setiap insan mempunyai persamaan dan perbedaan.
2.
Putera berbeda dengan puteri.
3.Usia
dan bentuk fisik antara lain kekuatan badannya, kemampuan otaknya, tingkah
lakunya, dan jalan fikiranya
b.
Dasar pertimbangan psikologis : kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai
dengan minat, bakat, kemampuan,
keinginan, dan tuntutan peserta didik.
c.
Dasar pertimbangan sosiologi
Pada
dasarnya manusia itu merasa memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.
Pengertian bakat dalam Kapita Selekta Pendidikan SD
adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas tanpa banyak bergantung pada
latihan. Namun demikan, bakat juga perlu dikembangkan agar dapat lebih terwujud
dalam kehidupan seseorang. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Utami
Munandar (1987) bahwa bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Pendapat ini juga
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suwarno (1986) bahwa bakat adalah kondisi
didalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Dengan demikian bakat
merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang yang perlu dilatih dan
dikembangkan karena tanpa latihan dan pengembangan maka bakat yang ada dalam
diri seseorang tidak akan terwujud.
Setiap orang mempunyai bakat dan
kreativitas yang berbeda-beda, dan cara individu untuk mengaktualisasikan
kreativitasnya juga berbeda-beda. Kreativitas merupakan suatu potensi yang
telah ada sejak anak dilahirkan, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang
secara optimal jika tidak mendapatkan pendidikan dan latihan dari
lingkungannya. Setiap individu memiliki potensi kreatif, yang membedakan antara
individu yang satu dengan yang lain adalah besar atau kecilnya potensi
tersebut. Ada seorang individu yang sangat kreatif karena memiliki potensi
kreatifitas yang besar, sedangkan individu yang lain kreativitasnya terbatas
ini karena individu yang bersangkutan potensi kreativitasnya hanyalah kecil
dari individu lainnya.
Individu yang dikatakan kreatif adalah seseorang yang memiliki potensi kreativitas yang besar. Untuk mengetahui hal ini ada cirri-ciri yang dapat di identifikasikan melalui sikap, prilaku, dan penampilannya. Untuk mengidentifikasi ciri tersebut, dapat dilakukan melalui tes dan pengamatan
Individu yang dikatakan kreatif adalah seseorang yang memiliki potensi kreativitas yang besar. Untuk mengetahui hal ini ada cirri-ciri yang dapat di identifikasikan melalui sikap, prilaku, dan penampilannya. Untuk mengidentifikasi ciri tersebut, dapat dilakukan melalui tes dan pengamatan
Kreativitas dapat berkembang apabila
memiliki kondisi lingkungan yang memberikan stimulasi agar potensi kreatif yang
dimiliki seseorang menjadi tertantang untuk berfungsi secara optimal.
Berkembangnya kreativitas seseorang tidak lepas dari lingkungan dan
faktor-faktor lain yangmempengaruhi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan bakat dalam kehidupan peserta didik?
2. Bagaimana caranya menyalurkan bakat yang kita miliki?
3.
Bagaimana cara meningkatkan kreativitas seseorang?
4.
Apa saja faktor yang dapat mengukur kreativitas anak?
1.3. Tujuan
Adapun
tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui perkembangan
minat dan bakat peserta didik.
2. Dapat mengetahui faktor yang
dapat mengukur kreativitas peserta didik.
3. Dapat mengetahui kreativitas
peserta didik.
1.4. Metode Penulisan Makalah
Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan melalui studi
pustaka untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun melakukan studi pustaka dari berbagai sumber buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Bakat Perkembangan
Bakat Khusus dapat di katakan
sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
melalui latihan. Bakat juga merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat
intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut
juga talenta. Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan
dengan bidang pekerjaan atau tugas. Kemudian pada bidang pendidikan juga
memperhatikan masalah bakat tersebut, mengingat fungsi pendidikan itu adalah
untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam proses
pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara
mendidik.
Bakat memungkinkan pengetahuan, pengalaman
dan motivasi agar bakat dapat terwujud. Selain itu bakat diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau
dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan latihan. kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat
dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar
suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas sering
digunakan sebagai sinonim untuk “kemampuan” dan bisanya diartikan sebagai
kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan
dilakukan secara optimal.
Atas dasar bakat yang dimilikinya
maka seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalh dibandingkan dengan orang lain. Seorang yang
memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan
berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu
kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olahraga, atau
keterampilan. Bakat khusus merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa
manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain dalam
inteligensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku sosial.
Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingkan
dengan orang lain. Dalam bidang tertentu, ia mungkin menunjukkan keunggulannya
dibandingkan dengan orang lain. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada perbedaan
antara individu yang satu dengan yang lain dalam tingkat kemampuan atau
prestasi mereka dalam bidang musik, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan, dan
olahraga, serta bidang-bidang lain.
2.2.
Cara Menyalurkan Bakat
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yaitu :
1. Masuk ke dalam sanggar atau
kursus. Sekarang ini banyak sekali sanggar-sanggar atau tempat kursus yang bisa
dijadikan wadah untuk menyalurkan bakat. Dengan masuk ke dalam sanggar atau
tempat kursus, kamu jadi bisa melatih kemampuan yang kamu punya sehingga bakat
kamu pun akan lebih terasah lagi.
2.
Mengikuti ajang pencarian bakat. Kita semua tahu, akhir-akhir ini di televisi
sering sekali diadakan sebuah ajang pencarian bakat. Mengikuti cara yang satu
ini juga bisa untuk melatih kepercayaan diri kita agar berani menghadapi
orang-orang baru yang tidak kita kenal sebelumnya. Tapi berbeda dengan cara
sebelumnya, untuk ikut sebuah ajang pencarian bakat, perlu pengorbanan yang
besar ya. Yaitu kita harus mengikuti sebuah audisi dan sabar mengantri dengan ratusan
bahkan ribuan orang yang ikut juga. Dan harus berlapang dada jika ternyata kita
gagal untuk lanjut ke tahap berikutnya.
3. Jika mempunyai bakat di bidang tulis-menulis, janganlah
dipendam. Kamu bisa mengirimkan tulisan-tulisanmu ke berbagai surat kabar
ataupun majalah. Tidak perlu minder jika tulisannya tidak dimuat. Itu bukan
berarti tulisanmu buruk. Ada kalanya tulisan yang kamu kirim tidak selalu
dimuat, dan itu berarti kamu harus selalu mencoba untuk terus mengirimkan
karyamu. Anggap saja, semakin kamu sering menulis, semakin bagus hasil
tulisanmu kelak. Sebenarnya masih banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk
menyalurkan bakat yang kamu punya.
Tapi ada satu hal yang harus harus di ingat ya, bahwa sebuah
bakat tidak akan bisa berkembang kalau kita malas untuk mengasahnya. Ingat
kepada sebuah pepatah yaitu sebuah pisau jika sering diasah maka akan semakin
tajam. Semakin sering mengasah bakatmu maka semakin baik pula bakat yang dihasilkan.
Jangan sampai jika memiliki ribuan bakat hebat tapi kamu tidak mau
mengembangkannya, sama saja bakatmu tidak akan keluar dan akhirnya mengendap
begitu saja.
Karena bakat adalah sebuah anugerah dari Tuhan, jadi jangan
diabaikan begitu saja. Kalau kita berani untuk mengembangkan bakat kita,
berarti kita sudah mensyukuri dan berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah
yang telah diberikannya. Dan jangan takut atau minder menunjukkan bakatmu.
Teruslah menggali bakatmu dengan banyak latihan, bertanya, dan tidak malu-malu.
2.3. Cara
Meningkatkan Kreativitas Anak.
Pada
diri seorang anak itu pasti ada suatu kelebihan dan kekuranganya ada yang
mempunyai bakat olah raga, menulis, musik dan lain – lain. Sekarang yang
menjadi pertanyaanya adalah bakat itu sama tidak dengan kreativitas dan apakah
kreativitas itu faktor bawaan atau dapat di stimuls. Tidak perlu khawatir bakat
berbeda dengan kreativitas dan kreativitas dapat di bentuk dari anak – anak.
Untuk memaksimalkan terbentuknya generasi yang kreatif, maka perlu adanya
stimulus dari orang tua dari sejak balita. Ada 4 cara meningkatkan kreativitas
pada anak yaitu:
1. Percaya Pada Kemampuan Anak
Menunjukan
kepada anak bahwa orangtua harus percaya pada kemampuan mereka. Hal ini dapat
menjadi pondasi yang kuat dalam pembentukan kreativitas anak. Sebagai gambaran,
misalkan anak anda mewarnai rumput dengan warna biru, daripada menunjukan
ketidaksetujuan lebih baik Anda bertanya dan memberi komentar positif. Hal ini
akan merangsang anak untuk berpikir kreatif
2. Memberi Dukungan Pada Anak
Para orang tua
sebaiknya memberikan dukungan akan keinginan anak untuk berkreasi selama hal
tersebut baik. Memberikan anak kebebasan untuk menentukan apa yang ingin
dilakukannya dan berilah dukungan untuk anak mencapai apa yang ingin diraihnya
tanpa memaksanya. Misalkan anak
mempunyai hobi berpuisi dan ingin mengikuti lomba puisi disekolahnya, dukunglah
meraka, walaupun dia tidak bisa berpuisi dengan baik. Seandainya anak Anda
tidak menjadi juara, tapi yakinlah bahwa anak akan terus berusaha untuk lebih
kreatif karena tahu kala Anda sebagai orang tua mendukungnya
3. Menyediakan Fasilitas untuk Mendukung
Kreativitasnya
Fasilitas yang
dimaksud disini antara lain adalah benda-benda yang dapat mengembangkan jiwa
seni anak Anda seperti, kertas gambar, pensil warna, krayon, gunting, lem dan
kertas lipat. Akan lebih baik lagi jika disediakan ruangan khusus yang
menyediakan fasilitas tersebut agar anak bebas mewujudkan ide-idenya tampa
takut dimarahi bila dia mengotori dirinya sendiri. Dan anda juga sebagai orang
tua tidak perlu khawatir seluruh bagian rumah berantakan.
4. Memberi Anak Pengalaman Baru
Berikanlah waktu khusus untuk anak
Anda dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya
seperti museum, kebun binatang dan taman rekreasi. Tidak harus menunggu liburan
sekolah anak atau liburan akhir tahun untuk berekreasi, akhir pekan juga
merupakan moment yang baik untuk anak mendapatkan pengalaman yang baru. Hal-hal
baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi anak sehingga krativitas
anak semakin meningkat.
2.4.
Perkembangan Kreativitas
Perkembangan
kreativitas juga merupakan perkembangan kognitif, maka kreativitas dapat
ditinjau melalui proses perkembangan kognitif. Ada empat tahap perkembangan
kognitif, yaitu:
1.
Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2
tahun. Pada tahap ini, interaksi anak dengan lingkungan dan orang tuanya
terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-otonya. Kemudian anak juga
mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan,
melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan belajar mengoordinasikan
tindakannya.
Pada tahap ini,
anak belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya, karena yang
terlihat masih berupa tindakan fisik yang bersifat refleksi, pandangan terhadap
objek masih belum permananent.Sedangkan kemampuan untuk mengembangkan
kreativitas yang paling tinggi pada tahap ini terjadi pada umur 18-24 bulan,
karena sudah mulai terjadi transisi dari representasi tertutup menuju
representasi terbuka.
2.
Tahap Pra-Operasional (tahap Intuisi)
Tahap ini
berlangsung pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak sangat bersifat
egosentris sehingga sering kali mengalamimasalah dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Di akhir tahap ini, kemampuan mengembangkan kreativitas sudah
mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah
memilikikemampuan untuk memikirkan masa lalu
3.
Tahap Operasional Konkret
Tahap ini
berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret, berkembang rasa ingin tahunya, egosentrisnya sudah
semakin berkurang, dan kreativitasnya juga semakin berkembang. Faktor-faktor
yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah :
a. Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan
operasi-operasi mental
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4. Tahap Operasional Formal
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini
dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, interaksi dengan
lingkungannya sudah amat luas, menjangkau banyak teman sebayanya, dan bahkan
berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Pada tahap in, ada
semacam tarik-menarik antara ingin bebas dengan ingin dilindungi. Dilihat dari
perspektif ini, perkembangan kreativitas remaja pada posisi seiring dengan
tahapan operasional formal. Artinya, perkembangan kreativitasnya sedang berada
pada tahap yang amat potensial bagi perkembangan kreativitas.
Ada beberapa faktor yang mendukung
berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif
d. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g. Remaja sudah memiliki diri ideal
h. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif
d. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g. Remaja sudah memiliki diri ideal
h. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
Bakat Sebagai Potensi Yang Dapat
Dikembangkan
Dalam masa pertumbuhannya bila bakat anak tidak
terwujud secara nyata maka hal ini mungkin disebabkan oleh orang tua,guru, atau
sekolah dan pergaulan.Disisi orang tua, tidak jarang dijumpai orang tua yang
tidak menyadari atau tidak mengenal bakt-bakat anaknya. Meskipun ia mengenal
bakat anaknya dan memiliki sarana untuk mengembangkannya, namun ini bukanlah
sesuatu yang penting.
Utami Munandar (1987) menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud.
Faktor-faktor tersebut adalah berikut ini :
1. Faktor
Dalam Diri Anak
Bagaimana
minat anak pada sesuatu, seberapa besar keinginanya untuk mewujudkan bakatnya
dalam prestasi, misalnya anak yang berbakat melukis mengikuti lomba melukis di
sekolah karena ia ingin menjadi juara.
2. Faktor Keaadaan Lingkungan Anak
Seberapa
jauh anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakatnya, sarana an prasarana
yang tersedia, berapa besar dukungan dan dorongan orangtua, bagaimana keaadaan
social ekonomi orang tua maupun tempat tinggalnya.
Hubungan
Kreativitas dengan Kecerdasan
Teori ambang inteligensia untuk
kreativitas dari Anderson memaparkan bahwa sampai tingkat intelegensi tertentu,
yang di perkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara inteligensia
dengan kreativitas. Hal ini dapat dimengerti karena untuk menciptakan suatu
produk kreativitas yang tinggi diperlukan tingkat inteligensia yang cukup
tinggi pula. Lebih lanjutr Anderson mengatakan bahwa diatas ambang inteligensia
itu tidak ada korelasi yang tinggi lagi antara inteligensia dan kreativitas.
Yang perlu kita ingat ialah
kreativitas diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pengetahuan yang
selama ini diperoleh dari lingkungan dikumpulkan dan diintegrasikan kedalam
suatu bentuk yang barudan orisinil. Dengan demikian kita dapat mengacu pada
pendapat Hurlock (1987) bahwa
kreativitas tidak dapat berfungsi dalam keadaan vakum karena berasal dari apa
yang telah diperoleh selama ini, dan hal ini juga tergantung pada kemampuan
intelektual seseorang.
Belajar dan
Berpikir Kreatif
Seperti telah dikemukakan bahwa
kelancaran, kelenturan, orisinalitas, elaborasi atau perincian, merupakan
ciri-ciri dari kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir
seseorang, yaitu kemampuan berpikir kreatif. Selain itu ada ciri-ciri lain yang
sama pentingnya yaitu afektif dari kreativitas, meliputi dorongan atau motivasi
dari dalam untuk berbuat sesuatu serta pengabdian atau pengikatan diri terhadap
tugas (Utami Munandar, 1987).
Belajar
kreatif tidak hanya berkaitan dengan perkembangan kognitif, tetapi juga
berkaitan dengan penghayatan pengalaman belajar yang mengasyikkan. Supaya
perilaku kreatif dapat terwujud maka cirri kognitif maupun afektif dari
kreativitas perlu dikembangkan secara terpadu dalam proses belajar.
1.
Menciptakan Lingkungan di Dalam Kelas yang Merangsang Belajar Kreatif
a.
Memberikan pemanasan
Pemberian pemanasan dapat dilakukan dengan
memberikan pertanyaan terbuka, dan bukan pertanyaan tertutup, dimana siswa
tinggal menjawab ya atau tidak. Selain itu juga bisa mendorong siswa mengajukan
pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.
b.
Pengaturan fisik
Pengaturan fisik atau ruang kelas saat
belajar juga dapat mempengaruhi suatu proses belajar kreatif. Pengaturan fisik
di kelas harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan dalam menunjang pembelajaran
jadi lebih efektif.
c.
Kesibukan di dalam kelas
Umumnya situasi belajar kreatif lebih
banyak menuntut siswa untuk aktif melakukan kegiatan fisik dan diskusi. Maka
dari itu guru harus dapat membedakan antara kesibukan yang aktif dan diskusi
yang produktif dengan kesibukan dan diskusi yang sekedar ‘mengobrol’.
d.
Guru sebagai fasilitator
Peran guru harus terbuka, mendorong siswa
untuk aktif belajar dapat menerima gagasan siswa, memupuk siswa untuk member
kritik membangun dan mampu memberikan penilaian terhadap diri sendiri,
menghindari hukuman atau celaan terhadap ide yang tidak biasa, dan menerima
perbedaan menurut waktu dan kecepatan setiap siswa dalam menuangkan ide-ide
barunya.
2.
Mengajukan dan Mengundang Pertanyaan
Pertanyaan
yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan divergen (terbuka), karena
memiliki banyak kemungkinan jawaban. Pertanyaan semacam ini membantu siswa
mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan
menguji atau menilai informasi mereka. Agar tampak manfaatnya, pertanyaan
terbuka harus mencakup bahan yang cukup dikenal siswa. Oleh karena itu, guru
pun disarankan untuk tetap berada dalam jalur tujuan instruksional dari suatu
pokok pembahasan.
Dilain pihak peran guru juga sangat penting karena ia harus
sebagai fasilitator yang dapat mengenalkan masalah dan memberikan informasi
yang diperlukan siswa untuk membahas masalah. Selain itu guru juga harus tahu pada saat kapan peran sertanya diperlukan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, simpulan
yang didapat adalah munculnya karakteristik-karakteristik yang bakat dan kreatif
pada peserta didik dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, baik
dari factor lingkungan termasuk orang tua maupun dari diri peserta didik itu
sendiri. Kemudian karakteristik-karakteristik tersebut akan terus berkembang di
dalam diri peserta didik, menjadikan seseorang yang memiliki jiwa kreativitas
yang tinggi, dimana kreativitasitu merupakan cirri-ciri khas yang dimiliki oleh
individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama
sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi
sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk
menghadapi permasalahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Munandar,S.C. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan
srtategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan bakat.Jakarta : IT Gramedia Pusaka
Utama
Prof. Dr. H. Sunarto.
2010. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar