Sabtu, 29 Oktober 2016

MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karena atas rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK”
            Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Disamping itu juga berharap makalah ini mampu menjelaskan tentang  Bakat dan Kreativitas Pesserta Didik  yang bertujuan agar dapat menunjang pengetahuan para mahasiswa pada khususnya dan pihak lain pada umumnya.
            Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik “Drs. I Nengah Suadnyana, M.Pd”  karena telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
           


Denpasar, 25 Oktober 2014


    Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...............1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………3
1.4 Metode Penulisan Makalah……………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bakat Perkembangan……………………………………………………………..4
2.2 Cara Menyalurkan Bakat…………………………………………………………………….5
2.3. Cara Meningkatkan Kreativitas Anak……………………………………………………….6
2.4. Perkembangan Kreativitas…………………………………………………………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..13
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
           Memahami peserta didik, merupakan sikap Pemimpin Satuan, Pelatih, Pimpinan Kwartir yang harus dimiliki dan dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi/tuntutan peserta didik dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program peserta didik, maka kegiatan kepanduan akan dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka, sehingga kegiatan yang menarik dan menyenangkan.
Beberapa dasar pertimbangan perlunya memahami peserta sebagai berikut :
a.          Sifat umum
1. Setiap insan mempunyai persamaan dan perbedaan.
2. Putera berbeda dengan puteri.
3.Usia dan bentuk fisik antara lain kekuatan badannya, kemampuan otaknya, tingkah lakunya, dan jalan fikiranya
b. Dasar pertimbangan psikologis : kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan   minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
c. Dasar pertimbangan sosiologi
Pada dasarnya manusia itu merasa memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.
Pengertian bakat dalam Kapita Selekta Pendidikan SD adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu tugas tanpa banyak bergantung pada latihan. Namun demikan, bakat juga perlu dikembangkan agar dapat lebih terwujud dalam kehidupan seseorang. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Utami Munandar (1987) bahwa bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Pendapat ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suwarno (1986) bahwa bakat adalah kondisi didalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Dengan demikian bakat merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan karena tanpa latihan dan pengembangan maka bakat yang ada dalam diri seseorang tidak akan terwujud.
            Setiap orang mempunyai bakat dan kreativitas yang berbeda-beda, dan cara individu untuk mengaktualisasikan kreativitasnya juga berbeda-beda. Kreativitas merupakan suatu potensi yang telah ada sejak anak dilahirkan, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang secara optimal jika tidak mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkungannya. Setiap individu memiliki potensi kreatif, yang membedakan antara individu yang satu dengan yang lain adalah besar atau kecilnya potensi tersebut. Ada seorang individu yang sangat kreatif karena memiliki potensi kreatifitas yang besar, sedangkan individu yang lain kreativitasnya terbatas ini karena individu yang bersangkutan potensi kreativitasnya hanyalah kecil dari individu lainnya.
            Individu yang dikatakan kreatif adalah seseorang yang memiliki potensi kreativitas yang besar. Untuk mengetahui hal ini ada cirri-ciri yang dapat di identifikasikan melalui sikap, prilaku, dan penampilannya. Untuk mengidentifikasi ciri tersebut, dapat dilakukan melalui tes dan pengamatan
            Kreativitas dapat berkembang apabila memiliki kondisi lingkungan yang memberikan stimulasi agar potensi kreatif yang dimiliki seseorang menjadi tertantang untuk berfungsi secara optimal. Berkembangnya kreativitas seseorang tidak lepas dari lingkungan dan faktor-faktor lain yangmempengaruhi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan  latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

            1. Bagaimana perkembangan bakat dalam kehidupan peserta didik?
            2. Bagaimana caranya menyalurkan bakat yang kita miliki?
            3. Bagaimana cara meningkatkan kreativitas seseorang?
            4. Apa saja faktor yang dapat mengukur kreativitas anak?

1.3. Tujuan
            Adapun tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah:
            1. Dapat mengetahui perkembangan minat dan bakat peserta didik.
            2. Dapat mengetahui faktor yang dapat mengukur kreativitas peserta didik.
            3. Dapat mengetahui kreativitas peserta didik.
1.4. Metode Penulisan Makalah
            Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan melalui studi pustaka untuk melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini. Penyusun melakukan studi pustaka dari berbagai sumber buku.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bakat Perkembangan
Bakat Khusus dapat di katakan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Bakat juga merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan atau tugas. Kemudian pada bidang pendidikan juga memperhatikan masalah bakat tersebut, mengingat fungsi pendidikan itu adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara mendidik.
Bakat memungkinkan pengetahuan, pengalaman dan motivasi agar bakat dapat terwujud. Selain itu bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan latihan. kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Kapasitas sering digunakan sebagai sinonim untuk “kemampuan” dan bisanya diartikan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan dilakukan secara optimal.
Atas dasar bakat yang dimilikinya maka seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalh dibandingkan dengan orang lain. Seorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olahraga, atau keterampilan. Bakat khusus merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana bahwa manusia berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, antara lain dalam inteligensi, bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, dan perilaku sosial. Ada kalanya seseorang lebih cekatan dalam satu bidang kegiatan dibandingkan dengan orang lain. Dalam bidang tertentu, ia mungkin menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan orang lain. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain dalam tingkat kemampuan atau prestasi mereka dalam bidang musik, seni, mekanik, pidato, kepemimpinan, dan olahraga, serta bidang-bidang lain.
2.2. Cara Menyalurkan Bakat
            Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yaitu :
1. Masuk ke dalam sanggar atau kursus. Sekarang ini banyak sekali sanggar-sanggar atau tempat kursus yang bisa dijadikan wadah untuk menyalurkan bakat. Dengan masuk ke dalam sanggar atau tempat kursus, kamu jadi bisa melatih kemampuan yang kamu punya sehingga bakat kamu pun akan lebih terasah lagi.
            2. Mengikuti ajang pencarian bakat. Kita semua tahu, akhir-akhir ini di televisi sering sekali diadakan sebuah ajang pencarian bakat. Mengikuti cara yang satu ini juga bisa untuk melatih kepercayaan diri kita agar berani menghadapi orang-orang baru yang tidak kita kenal sebelumnya. Tapi berbeda dengan cara sebelumnya, untuk ikut sebuah ajang pencarian bakat, perlu pengorbanan yang besar ya. Yaitu kita harus mengikuti sebuah audisi dan sabar mengantri dengan ratusan bahkan ribuan orang yang ikut juga. Dan harus berlapang dada jika ternyata kita gagal untuk lanjut ke tahap berikutnya.
3. Jika mempunyai bakat di bidang tulis-menulis, janganlah dipendam. Kamu bisa mengirimkan tulisan-tulisanmu ke berbagai surat kabar ataupun majalah. Tidak perlu minder jika tulisannya tidak dimuat. Itu bukan berarti tulisanmu buruk. Ada kalanya tulisan yang kamu kirim tidak selalu dimuat, dan itu berarti kamu harus selalu mencoba untuk terus mengirimkan karyamu. Anggap saja, semakin kamu sering menulis, semakin bagus hasil tulisanmu kelak. Sebenarnya masih banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menyalurkan bakat yang kamu punya.
Tapi ada satu hal yang harus harus di ingat ya, bahwa sebuah bakat tidak akan bisa berkembang kalau kita malas untuk mengasahnya. Ingat kepada sebuah pepatah yaitu sebuah pisau jika sering diasah maka akan semakin tajam. Semakin sering mengasah bakatmu maka semakin baik pula bakat yang dihasilkan. Jangan sampai jika memiliki ribuan bakat hebat tapi kamu tidak mau mengembangkannya, sama saja bakatmu tidak akan keluar dan akhirnya mengendap begitu saja.
Karena bakat adalah sebuah anugerah dari Tuhan, jadi jangan diabaikan begitu saja. Kalau kita berani untuk mengembangkan bakat kita, berarti kita sudah mensyukuri dan berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah yang telah diberikannya. Dan jangan takut atau minder menunjukkan bakatmu. Teruslah menggali bakatmu dengan banyak latihan, bertanya, dan tidak malu-malu.
2.3. Cara Meningkatkan Kreativitas Anak.
            Pada diri seorang anak itu pasti ada suatu kelebihan dan kekuranganya ada yang mempunyai bakat olah raga, menulis, musik dan lain – lain. Sekarang yang menjadi pertanyaanya adalah bakat itu sama tidak dengan kreativitas dan apakah kreativitas itu faktor bawaan atau dapat di stimuls. Tidak perlu khawatir bakat berbeda dengan kreativitas dan kreativitas dapat di bentuk dari anak – anak. Untuk memaksimalkan terbentuknya generasi yang kreatif, maka perlu adanya stimulus dari orang tua dari sejak balita. Ada 4 cara meningkatkan kreativitas pada anak yaitu:
1. Percaya Pada Kemampuan Anak
Menunjukan kepada anak bahwa orangtua harus percaya pada kemampuan mereka. Hal ini dapat menjadi pondasi yang kuat dalam pembentukan kreativitas anak. Sebagai gambaran, misalkan anak anda mewarnai rumput dengan warna biru, daripada menunjukan ketidaksetujuan lebih baik Anda bertanya dan memberi komentar positif. Hal ini akan merangsang anak untuk berpikir kreatif
2. Memberi Dukungan Pada Anak
Para orang tua sebaiknya memberikan dukungan akan keinginan anak untuk berkreasi selama hal tersebut baik. Memberikan anak kebebasan untuk menentukan apa yang ingin dilakukannya dan berilah dukungan untuk anak mencapai apa yang ingin diraihnya tanpa memaksanya. Misalkan  anak mempunyai hobi berpuisi dan ingin mengikuti lomba puisi disekolahnya, dukunglah meraka, walaupun dia tidak bisa berpuisi dengan baik. Seandainya anak Anda tidak menjadi juara, tapi yakinlah bahwa anak akan terus berusaha untuk lebih kreatif karena tahu kala Anda sebagai orang tua mendukungnya
3. Menyediakan Fasilitas untuk Mendukung Kreativitasnya
Fasilitas yang dimaksud disini antara lain adalah benda-benda yang dapat mengembangkan jiwa seni anak Anda seperti, kertas gambar, pensil warna, krayon, gunting, lem dan kertas lipat. Akan lebih baik lagi jika disediakan ruangan khusus yang menyediakan fasilitas tersebut agar anak bebas mewujudkan ide-idenya tampa takut dimarahi bila dia mengotori dirinya sendiri. Dan anda juga sebagai orang tua tidak perlu khawatir seluruh bagian rumah berantakan.
4. Memberi Anak Pengalaman Baru
Berikanlah waktu khusus untuk anak Anda dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya seperti museum, kebun binatang dan taman rekreasi. Tidak harus menunggu liburan sekolah anak atau liburan akhir tahun untuk berekreasi, akhir pekan juga merupakan moment yang baik untuk anak mendapatkan pengalaman yang baru. Hal-hal baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi anak sehingga krativitas anak semakin meningkat.
2.4. Perkembangan Kreativitas
Perkembangan kreativitas juga merupakan perkembangan kognitif, maka kreativitas dapat ditinjau melalui proses perkembangan kognitif. Ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu:
1. Tahap Sensori-Motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, interaksi anak dengan lingkungan dan orang tuanya terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-otonya. Kemudian anak juga mengembangkan kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan belajar mengoordinasikan tindakannya.
Pada tahap ini, anak belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya, karena yang terlihat masih berupa tindakan fisik yang bersifat refleksi, pandangan terhadap objek masih belum permananent.Sedangkan kemampuan untuk mengembangkan kreativitas yang paling tinggi pada tahap ini terjadi pada umur 18-24 bulan, karena sudah mulai terjadi transisi dari representasi tertutup menuju representasi terbuka.
2. Tahap Pra-Operasional (tahap Intuisi)
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak sangat bersifat egosentris sehingga sering kali mengalamimasalah dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Di akhir tahap ini, kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memilikikemampuan untuk memikirkan masa lalu
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret, berkembang rasa ingin tahunya, egosentrisnya sudah semakin berkurang, dan kreativitasnya juga semakin berkembang. Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah :
a. Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, interaksi dengan lingkungannya sudah amat luas, menjangkau banyak teman sebayanya, dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Pada tahap in, ada semacam tarik-menarik antara ingin bebas dengan ingin dilindungi. Dilihat dari perspektif ini, perkembangan kreativitas remaja pada posisi seiring dengan tahapan operasional formal. Artinya, perkembangan kreativitasnya sedang berada pada tahap yang amat potensial bagi perkembangan kreativitas.
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif
d. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g. Remaja sudah memiliki diri ideal
h. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
Bakat Sebagai Potensi Yang Dapat Dikembangkan
Dalam masa pertumbuhannya bila bakat anak tidak terwujud secara nyata maka hal ini mungkin disebabkan oleh orang tua,guru, atau sekolah dan pergaulan.Disisi orang tua, tidak jarang dijumpai orang tua yang tidak menyadari atau tidak mengenal bakt-bakat anaknya. Meskipun ia mengenal bakat anaknya dan memiliki sarana untuk mengembangkannya, namun ini bukanlah sesuatu yang penting.
Utami Munandar (1987) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud. Faktor-faktor tersebut adalah berikut ini :

      1.      Faktor  Dalam Diri Anak
Bagaimana minat anak pada sesuatu, seberapa besar keinginanya untuk mewujudkan bakatnya dalam prestasi, misalnya anak yang berbakat melukis mengikuti lomba melukis di sekolah karena ia ingin menjadi juara.

      2.      Faktor Keaadaan Lingkungan Anak
Seberapa jauh anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakatnya, sarana an prasarana yang tersedia, berapa besar dukungan dan dorongan orangtua, bagaimana keaadaan social ekonomi orang tua maupun tempat tinggalnya.
      Hubungan Kreativitas dengan Kecerdasan
            Teori ambang inteligensia untuk kreativitas dari Anderson memaparkan bahwa sampai tingkat intelegensi tertentu, yang di perkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara inteligensia dengan kreativitas. Hal ini dapat dimengerti karena untuk menciptakan suatu produk kreativitas yang tinggi diperlukan tingkat inteligensia yang cukup tinggi pula. Lebih lanjutr Anderson mengatakan bahwa diatas ambang inteligensia itu tidak ada korelasi yang tinggi lagi antara inteligensia dan kreativitas.
Yang perlu kita ingat ialah kreativitas diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pengetahuan yang selama ini diperoleh dari lingkungan dikumpulkan dan diintegrasikan kedalam suatu bentuk yang barudan orisinil. Dengan demikian kita dapat mengacu pada pendapat  Hurlock (1987) bahwa kreativitas tidak dapat berfungsi dalam keadaan vakum karena berasal dari apa yang telah diperoleh selama ini, dan hal ini juga tergantung pada kemampuan intelektual seseorang.

Belajar dan Berpikir Kreatif
Seperti telah dikemukakan bahwa kelancaran, kelenturan, orisinalitas, elaborasi atau perincian, merupakan ciri-ciri dari kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir seseorang, yaitu kemampuan berpikir kreatif. Selain itu ada ciri-ciri lain yang sama pentingnya yaitu afektif dari kreativitas, meliputi dorongan atau motivasi dari dalam untuk berbuat sesuatu serta pengabdian atau pengikatan diri terhadap tugas (Utami Munandar, 1987).
            Belajar kreatif tidak hanya berkaitan dengan perkembangan kognitif, tetapi juga berkaitan dengan penghayatan pengalaman belajar yang mengasyikkan. Supaya perilaku kreatif dapat terwujud maka cirri kognitif maupun afektif dari kreativitas perlu dikembangkan secara terpadu dalam proses belajar.

     
1.      Menciptakan Lingkungan di Dalam Kelas yang Merangsang Belajar Kreatif
a.       Memberikan pemanasan
            Pemberian pemanasan dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, dan bukan pertanyaan tertutup, dimana siswa tinggal menjawab ya atau tidak. Selain itu juga bisa mendorong siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.

b.      Pengaturan fisik
            Pengaturan fisik atau ruang kelas saat belajar juga dapat mempengaruhi suatu proses belajar kreatif. Pengaturan fisik di kelas harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan dalam menunjang pembelajaran jadi lebih efektif.

c.       Kesibukan di dalam kelas
            Umumnya situasi belajar kreatif lebih banyak menuntut siswa untuk aktif melakukan kegiatan fisik dan diskusi. Maka dari itu guru harus dapat membedakan antara kesibukan yang aktif dan diskusi yang produktif dengan kesibukan dan diskusi yang sekedar ‘mengobrol’.

d.      Guru sebagai fasilitator
            Peran guru harus terbuka, mendorong siswa untuk aktif belajar dapat menerima gagasan siswa, memupuk siswa untuk member kritik membangun dan mampu memberikan penilaian terhadap diri sendiri, menghindari hukuman atau celaan terhadap ide yang tidak biasa, dan menerima perbedaan menurut waktu dan kecepatan setiap siswa dalam menuangkan ide-ide barunya.

 2.      Mengajukan dan Mengundang Pertanyaan
      Pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan divergen (terbuka), karena memiliki banyak kemungkinan jawaban. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai informasi mereka. Agar tampak manfaatnya, pertanyaan terbuka harus mencakup bahan yang cukup dikenal siswa. Oleh karena itu, guru pun disarankan untuk tetap berada dalam jalur tujuan instruksional dari suatu pokok pembahasan.
Dilain pihak peran  guru juga sangat penting karena ia harus sebagai fasilitator yang dapat mengenalkan masalah dan memberikan informasi yang diperlukan siswa untuk membahas masalah. Selain itu guru juga harus tahu  pada saat kapan peran sertanya diperlukan.



















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
      Berdasarkan pembahasan diatas, simpulan yang didapat adalah munculnya karakteristik-karakteristik yang bakat dan kreatif pada peserta didik dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, baik dari factor lingkungan termasuk orang tua maupun dari diri peserta didik itu sendiri. Kemudian karakteristik-karakteristik tersebut akan terus berkembang di dalam diri peserta didik, menjadikan seseorang yang memiliki jiwa kreativitas yang tinggi, dimana kreativitasitu merupakan cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan.


DAFTAR PUSTAKA
Munandar,S.C. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan srtategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan bakat.Jakarta : IT Gramedia Pusaka Utama
Prof. Dr. H. Sunarto. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
  
             


Tidak ada komentar:

Posting Komentar